Pages

Senin, 20 Juni 2011

Ikhlas...



Bissmillaahirrah maanirrokhiim……

Sebuah kisah ingin aku tulis kali ini, kisah yang memang sejak lama ingin aku tuangkan dalam sebuah karya tulis dan Alhamdulillah setelah beberapa tahun aku simpan dalam memoriku,akhirnya setelah mempunyai blog ini dapat juga terwujud sebuah wadah abadi melalui tulisanku….sebuah kisah nyata.

Begini ceritanya…dalam sebuah acara Televisi, yang aku lupa judul acaranya kira-kira durasi tayangannya setengah jam. Diperlihatkan seorang kakek tua mungkin usianya sekitar 70 sampai 80 tahun. Beliau hidup sebatangkara sendirian di sebuah Gubuk reot di tengah kebun singkong milik tetangganya yg memang di pinjamkan kepada kakek tsb. Didalam ruangan itu tinggal juga seekor anak kambing beserta induknya dengan memakai SEKAT  bedek seadanya  kambing itu berbagi ruangan dengan kakek tsb .

Sang presenter TV mulai mewawancara nya…., “Dimana keluarga kakek,?” sang kakek mulai berkisah,”Aku sebenarnya mempunyai istri, ketika usiaku menjelang tiga puluh tahun, aku berguru kepada seorang guru ngaji dan beliau tuna netra, suatu hari guruku meminta padaku untuk dicarikan istri yang salehah yang dapat menemani serta melayani di hari tuanya , tidak banyak menuntut kekayaan karena memang guru ngajiku tergolong miskin kehidupannya..,aku bingung, kata kakek itu,..,’kemana harus mencari istri yang mau diajak miskin….baik, sabar, salehah, apalagi guruku tidak bisa melihat..,?kemudian kucoba untuk berbicara pada istriku..,” katanya, #kakek tsb seakan tanpa beban berkisah kepada presenter bahwa beliau menawarkan Istrinya untuk menjadi istri guru ngajinya#.

Singkat cerita.., sang kakek akhirnya merelakan istrinya sendiri di peristri gurunya…….Aneh!!. Sampai di sini aku, hatiku mulai tersentuh, ‘kok ada orang yang begitu ikhlas memberikan Istri yang dicintainya kepada Gurunya (sang kakek sebelumnya berkisah bahwa sebenarnya istri beliau keberatan, namun setelah di bujuk, akhirnya ia  mau menerima).

Belum berhenti sampai di sini hatiku TRENYUH.., sang presenter bertanya, “Dari mana kakek dapat makan,?” karena dilihatnya beliau sangat renta untuk berjalan saja agak kesulitan. Jawabnya;: “setiap hari aku sholat jama’ah di sebuah surau di dekat sini dan bias any seminggu sekali diadakn pengajian disana, setiap kali pengajian selalu dihidangkan makanan kecil dan tak jarang pula acara kendurian diadakan di sana  jadi aku biasa di beri warga sekitar sisa dari hidangan kenduri..” kakek itu melanjutkan ceritanya..,makanan sisa tersebut cukup untuk makan empat sampai lima hari (meski dalam keadaan setengah basi beliau tetap memakannya) “Apa kakek ndak pernah sakit..?” Tanya presenter: “jarang aku sakit, paling-paling sakit pegal linu  biasa, terkadang batuk pilek”, untuk mengobatinya kata beliau hanya dengan minum air garam saja sudah sembuh.



Pertanyaan selanjutnya dari presenter..,”Kambing itu untuk apa kek..,?”(dilihatnya ada dua ekor kambing yang satu besar dan lainnya kecil). Ooo…,ini kambing untuk ku kurbankan, karena sebentar lagi hari raya Idhul Adha dan satunya lagi yang masih kecil untuk QURBAN tahun depan jika ALLOH masih memberiku umur sampai tahun depan. tapi bila sebelum tiba waktunya aku telah di panggil ALLOH, biar orang yang mengurus jenazahku yang mengambil kambingku, kata kakek itu…

Sampai di sini aku yang melihat tayangan tsb tak kuat menahan air mata, begitu tersentuh hatiku, merasa malu, jauh dari MULIA dibanding dengan kakek itu, meski tidak punya harta, makan saja terkadang dengan makanan basi.., namun begitu Mulia budinya, begitu kuat pemahamannya tentang syari’at Agama yang di ajarkan para NAbi sejak jaman Nabi Ibrahim sampai Rosullulloh SAW. “Bagaimana dengan kita..?” terkadang meskipun kita mempunyai perhiasan banyak, hati seakan tertutupi, berat untuk Qurban kambing, apalagi sapi.
“Bagaimana masa depanku apa bila aku berkurban sekarang…? Aku kan masih punya tanggungan hutang, ndak bisa aku tahun ini qurban..! anakku belum bayar spp..,belum bayar arisan.., belum bayar cicilan bank..,belum ini..itu tuuu tuuu…..tuuu……!!! keluh kesah seperti ini sering kita dengar dari orang-orang yang sedang terbelit masalah yang dibuatnya sendiri. Terlalu memikirkan hari esok, ber_ANGAN PANJANG kata ROSULLULLOH di larang, ketika seorang sahabat membeli sekarung tepung untuk jangka waktu sebulan. Rosul menegurnya..”kenapa kau berangan panjang, tahukah kamu apa yang akan terjadi padamu sebulan mendatang..?sedangkan tetanggamu saat ini sedang kelaparan.”?

Itulah diri kita yang sebenarnya.. masih saja memikirkan Hari Esok. Sedangkan kakek itu, tidak ada dalam benaknya apa yang beliau makan esok hari karena tak jarang pula beliau kelaparan namun beliau  lebih mementingkan kepentingan Akherat, ketaatannya menjalankan Syari’ah Agama mengalahkan  nafsu perutnya karena minta  diisi…inilah sosok Hamba Alloh yg  kemungkinan sudah berhasil mengalahkan hawa nafsu tamak/ serakah, “ sanggupkah kita  mencontoh kepada beliau…?”Ada baiknya ALLOH memberi kita  kecukupan Rizki MAU belajar dari sang kakek tentang ilmu IKLHAS, mungkin juga ini yang dinamakan ikhlas, tak jarang kita selalu mempelajari dan sering kita dengar ceramah tentang ikhlas namun bagaiman me realisasikannya sangat kesulitan, hanya orang yang tidak banyak menuntut, InsyaAlloh mereka  akan berhasil menundukkan hawa nafsu dan akan mengenal ILMU IKHLAS.

Baru-baru ini kulihat di sebuah Televisi Swasta, dalam acaranya Ustad Yusuf Mansyur, (indahnya sedekah) ku lihat Kakek itu menghadiri pengajiannya, dituntun oleh seorang pemuda dan diperkenalkan kepada pemirsa TV, Alkhamdulillah…., ternyata Ustad Yusuf Mansyur memberikan Umrah gratis kepada Beliau, ini adalah anugrah Alloh terbesar dalam hidup beliau ketaatannya mengantarkannya kepada puncak kecintaan kepada DZAT yang Maha Tinggi, ALLOH SWT. yaitu diberi kesempatan bertamu ke BA’ITTULLOH sebuah kesempatan yang tak semua bisa mendapatkannya meskipun setiap hari kita berdo’a bila ALLOH belum mengijinkan kita menjadi ‘tamuNYA’ tak akan mudah jalannya.


Sekian ….
Wassalamu’alaikum..,Wr…Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar