Pages

Sabtu, 25 Juni 2011

Hati.....



 “ikutilah kata hatimu!”.., begitu sering terdengar orang menasehati kita,Tergantung bisikan hati yang mana yang kita ikuti, bisa bermacam-macam type hati dan didalam kitab Minhajul Abidan,Imam Al-Gazali menasehati:


type hati yang samar, belum diketahui mana yang benar dan mana yang salah, ini akan membingungkan, kita tidak tahu akan memutuskan pilihan salah atau benar, yang harus dilakukan adalah Berserah diri kepada ALLOH dan berkeyakina akan jatuh pada pilihan yang benar, maka hati akan aman, tidak khawatir akan pilihan yang salah, kalaupun terjadi musibah menimpanya, ketenangan di hati dan merasa bahwa ini memang harus terjadi karena kehendak Alloh semata maka ini akan menenangkan hati, sebab persyaratan utama hanya menyandarkan diri,  memohon kepada Alloh telah dilakukan.

Type hati yang paling dasar, disebut SODRUN,type ini hanya dapat mencapai akal saja, belum tentu seseorang yang mempunyai kecerdasan otak atau akal fikiran, dapat mengenal Tuhannya, kita lihat orang genius banyak tapi banyak pula yang mati dengan cara bunuh diri, tak sedikit pula kita lihat orang cerdas yang menyombongkan diri dan memandang sesuatu dari sudut keduniawian saja, kekayaan , pangkat, kekuasaan kecantikan dsb, dan ini menunjukkan kebodohan hati, tingkat ini belum mencapai keimanan kepada ALLOH, artinya masih belum mengenal Tuhannya, sebab riya’ sedikit saja akan menjauhkan kita kepada sang pencipta.


Type hati kedua yaitu Qalbu: Qalbu memiliki rasa sensitive, yang peka akan sekitar sehingga tidak mudah untuk menyakiti diri sendiri, maupun menyakiti orang lain, type ini memiliki sifat yang tidak TEGA, masih mempunyai pertimbangan bila akan melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri ataupun  orang lain, menyakiti hati orang lain tidak akan dilakukannya, sebab antara hati dan akal fikiran mulai menyambung dengan sendirinya masih akan berfikir seribukali bila ingin bertindak sesuatu.

Type hati ketiga adalah Fu’ad: hati yang sudah terlatih dan selalu diarahkan kepada kebaikan, senantias bedzikir kepada Alloh, meminta pertolonganNYA dalam setiap hajatnya, ini merupakan tingkatan yang sudah mencapai tahap memahami Alqur’an serta hadits Nabi, misalnya,  para sahabat karena hidupnya bersamaan dengan turunnya Wahyu maka Ilmunya sangat luas, setiap persoalan yang dihadapi untuk menyelesaikannya berpegang pada kitabulloh dan sunnah Nabi, saling mengingatkan satu sama lain berdasarkan Alqur’an dan hadits tanpa ada perbantahan antara hati dan akal fikirannya disebabkan sudah adanya keimanan dalam hatinya, misalnya< Umar bin khatab bila ada permasalahan dalam pemerintahannya beliau selalu meminta pertimbangan kepada Ali Bin Abi Thalib yang luas Ilmunya, Rosullulloh bersabda: “Jika aku gudangnya Ilmu maka Ali Bin Abi thalib adalah pintu gerbangnya ilmu”.

 Type hati ke empat, dinamakan : lubu’. Tingkat ini adalah tingkat tertinggi, yang sudah di capai para Nabi, dan godaan terbesar tingkatan ini adalah masih adanya sifaf mengagumi  diri sendiri, kekaguman kepada manusia, melalaikan kekaguman kepada Alloh. disebabkan masih adanya kebanggaan pada dirinya. Untuk mencapai tingkat ini sebagai manusia biasa yang bukan Nabi tentunya kita sangat kesulitan, disebabkan keinginan hawa nafsu duniawi masih mempengaruhi setiap pengambilan keputusan.

Berdasarkan tingkatan hati yang telah kita ketahui, ternyata untuk mengambil segala keputusan kita harus bisa mengkategorikan, “termasuk type pemilik hati yang mana kita?” sebab bila kecenderungannya masih di sandarkan kepada keinginan duniawi saja berarti kita pemilik hati type yang paling dasar ( type pertama ), akibatnya cepat merasa putus asa, mudah menyalahkan orang lain, selalu memohon bersandarkan pada keinginan diri dan tidak tahu cara berdo’a  yang benar, bahwa hanya keinginan Allohlah yang terbaik bagi kita, artinya; hanya berani meminta sesuatu yang di inginkannya saja ia tidak paham, apakah pintanya akan membawa kebaikan bagi dirinya apa malah mengantarkan pada kemudharatan.


Hanya Allohlah yang dapat memilihkan apapun yang terbaik bagi kita, sebagai seorang Hamba yang hina, bodoh dan tidak tahu apa-apa kita hanya dapat memohon KepadaNYa, “Ya Alloh…” ajarkan kami bagaimana cara meminta, memohon, berharap apa yang di kehendaki ALLOH saja, bukan atas keinginan kita sendiri, biarkan pilihan Alloh yang berjalan.

Sekian…..
Wassalamualaikum..Wr…Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar