Pages

Jumat, 17 Juni 2011

"Guruku..."

“ Guruku’’



Takut berpapasan dengan Guru ngajiku !…, itu yang terlintas dalam benakku ketika masi h berusia belasan tahun, bukan hanya aku yang takut kepada beliau..,kira-kira lima temanku yang menjadi murid pertama Beliau juga mengalami hal yang sama yaitu merasa takut bertemu dengannya….bukan takut dipukul atau dimarahi..’bukan itu!,’…..

“Takut memandang tatapan mata Beliau,” dengan sorot mata yang tajam selalu memandang kearah kami, tanpa senyum sedikitpun,  ini membuat kami merasa kikuk tak dapat mengartikan tatapannya…yang ada dalam pikiran kami adalah rasa SUNGKAN yang amat sangat, tidak tahu kenapa kami merasa sangat sungkan kepadanya.

Bapak  Ustad Abdulloh Hasan , nama beliau……”Assalamu’alaikum, Pak Hasan, “ semoga bapak sekeluarga senantiasa mendapat Rahmat Alloh SWT, Amiin…, mungkin suatu saat bila beliau membaca tulisan ini beliau akan tersenyum, mengingat murid ngajinya yang pertama kali, setelah beberapa bulan beliau pulang dari menuntut Ilmu di pondok pesantren.

Seperti kebiasaan kami yang hidup di desa, yang selalu berpindah-pindah mencari guru mengaji baru, ingin mengikuti teman yang merasa bosen di satu tempat dan ingin mencari suasana baru serta tempat yang baru, orang baru,  cara mengajar yang baik tentunya. Begitulah…akhirnya, kuajak teman-temanku sebanyak lima anak untuk pindah mengaji, “ Ayo pindah ngaji di rumahnya Cak Ni..” kataku… (kala itu ku panggil beliau dg sebutan itu, karena masih saudaraJ)

Kesan pertama ku……Beliau seorang Guru yang Disiplin, cara mengajar beliau sangat Tegas, teliti, tidak banyak bicara, hanya sorot matanya yang mampu membuat kami Paham bahwa kami telah melakukan kesalahan dalam membaca Alqur’an,  bukan dengan pukulan  atau bentakan, tapi dengan memijat pundak kami agak sedikit keras sambil menatap tajam ke wajah kami dan cara beliau inilah yang mampu membuat kami terpacu untuk semangat belajar lebih giat, ditambah lagi kami harus mampu menghafal surat-surat pendek seminggu dua kali, sedikit stress kalau sudah tiba giliran maju untuk menghafal atau membaca  alqur’an di hadapan beliau….

Kesan kedua ku….. Cara mengajar beliau sangat cerdas dan tepat, efisien (tdk banyak waktu namun mudah di pahami) mudah ditangkap..,ibarat mempelajari sesuatu…bukan teori yg  pertama kali di ajarkan, tapi langsung prakteknya, misalnya bagaimana cara pengucapan lesan yang Fasyeh (Makhrajnya jelas dalam membaca qur’an) dari  Alif, mba’, ta’, tsa’…dst. Sampai berulang-ulang dibaca bila kurang jelas sedikit saja maka beliau akan menyuruhnya mengulanginya sampai lafadnya jelas…sedangkan pelajaran tentang tajwid diajarkan setelah menguasai pengucapan lesan, jadi bukan hafalan ilmu tajwid yang di dahulukan,.


Alhasil…..dengan belajar kepada Beliau bagaimana membaca Alqur’an  dengan metode yang baik, pengucapan  yang benar, aku  benar-benar dapat  merasakan manfaatnya sekarang, diusia ku  yang sudah hampir menjelang  separoh abad ini banyak hal yang dapat aku ambil, mulai dari  kesenangan, kecintaan  membaca qur’an sebab dengan pembacaan makhraj yang jelas maka  akan timbul kesenangan tersendiri dalam melantunkan ayat-ayat suci alqur’an, dengan seringnya mengaji dapat melatih pernafasan sehingga tidak timbul rasa cape, (ngos-ngosan) timbul  keinginan semakin senang menghafal surat-surat pendek..,

Apa bila  kita mengetahui titiknya dimana, dengungnya seberapa kuat/lemah, tebal/tipis pengucapannya, cara melagukan dan  bagaimana mengatur suara bila tidak sampai..(maaf.. aku bukanlah qori’ah, terus terang suaraku jelek..:). Hanya mengerti sedikit….bagaimana cara membaca yg benar meski dalam hal ilmu  tajwid.. aku sangat kurang mengerti, namun berkat cara mengajari yang baik dari guruku akhirnya aku bisa paham tentang pengucapan lesan bahasa Arab.

Tanpa latar belakang pendidikan pesantren tentunya, siapapun akan merasa kesulitan dalam membaca  Alqur’an, banyak diantara kita yang bisa membaca  Alqur’an tapi belum tentu benar membacanya, kata guruku…padahal pembacaan yang benar sangat di utamakan sebab kata beliau sedikit saja kita keliru memperpendek bacaan yang seharusnya panjang dapat menyebabkan perubahan makna….”apa betul seperti itu…,?” aku tidak tahu…hanya orang-orang yang mengerti bahasa arab dan ilmu tajwid atau ilmu Nahwu shorof atau ilmu-ilmu  lain yang berhubungan dg bahasa Arab yang lebih tahu…J ( mohon maaf kalau sok tahu…J).

Alhamdulillah Ya ALLOH, Aku bersyukur kepadaMU telah Engkau pertemukan aku dengan Guru mengajiku……semoga ALLOH  merahmatinya.

Tak lama aku belajar mengaji kepada Beliau tapi Ilmu yang aku dapatkan Abadi…….kan kubawa sampai akherat nanti…..Di hadapanMU nanti kukan pertanggung jawabkan Ilmu ini…

Jika KAU Tanya Ya Robbku..”kau gunakan untuk apa Ilmumu ..?”

Insya Alloh aku akan menjawab “ Ya Robbku..,aku  bersyukur kepadaMU, KAU tumbuhkan rasa suka, senang membaca kalam-kalamMU merupakan Karunia yang tak ternilai…..

Tolong Ya Robb ku.., tambahkan kenikmatan beribadah, beramal hanya ikhlas KepadaMU, bukan karena mengharap apapun selain keridhoan dan kecintaan hanya kepadaMU…jauhkan aku dari  sifat riya’ dan pengharapan kepada selainMU….

Tolonglah Ya Robbku..jangan Kau cabut nikmat iman Islam ini, jangan biarkan penyakit malas menyerang aku, suami dan anak keturunanku sehingga dapat melalaikan hubungan kami dan menjauhkan rahmatMU atas kami yang hina ini…..

RidhoMU diatas segala-galanya Ya ALLOH….Ampuni kami…Amiin.

Wassalamu’alaikum..Wr..Wb



Tidak ada komentar:

Posting Komentar