Pages

Jumat, 29 Juli 2011

La Tahzan


Terinspirasi dari seorang Ulama yang luas Ilmunya, bertutur dengan penuh kata-kata Hikmah  Dr. Aidh Al-Qarni, Semoga Berkah dan Rahmat Alloh atas Beliau.


La Tahzan……
‘Jangan bersedih’…Apa yang terjadi hari ini adalah jawaban dari sebuah do’a yg di kabulkan ALLOH atas-mu….
Berulang-ulang terucap permohonan segala kebaikan dan yang terbaik menurut OLLOH untuk-mu……..
Tersungkur didalam sujud segala pinta menyerahkan segalanya… hidup, mati, rizki dan jodoh hanya ALLOH yang maha tahu, berserah dirilah….! hanya kepada-NYA……

La Tahzan….
‘Jangan bersedih’.. Qodho dan Qadar tak akan pernah terjadi atas se ijin ALLOH…
‘Jangan bersedih,…segala sesuatu di Dunia ini tidak ada yang abadi dan akan berubah sesuai kehendak-NYA….
‘Jangan bersedih,….ALLOH sedang memaksakan kehendak-NYA agar kamu mau HIJRAH memaksakan diri-mu dari rutinitas yg selama ini me-lelahkan dirimu…..

La Tahzan…..
‘Jangan bersedih,…Kesedihan tidak akan pernah membuat manusia terbunuh…
‘Jangan bersedih…segalanya bila telah mencapai puncaknya akan bergeser, kehilangan adalah awal pelajaran bagi-mu….
Kehilangan dapat mendidik-mu menjadi DEWASA, jangan menjadi anak yang Cengeng…Jhindarilah..meratap yang akan membuat diri-mu lemah.
Tersenyumlah…JJ, ALLOH telah mempersiapkan kesenangan setelah berlalunya kesedihan……JJJ

La Tahzan….
‘Jangan bersedih…’ berlalunya waktu kemaren telah menjadi kenangan, menjadi sejarah, menjadikan pelajaran bagi-mu…….

La Tahzan..
‘Jangan bersedih…Hari ini adalah hari-mu….!’  saatnya untuk bangkit menata diri, mendidik diri, menjauh…! dari segala yang merugikan hati, menjauhkan diri-mu dari Zina hati, jagalah hati-mu untuk tetap berjalan lurus tanpa keinginan diri yang tak tahu apa-apa, tetaplah minta pertolongan pada-NYA biarkan kehendak-NYA berjalan sebab ALLOH Maha tahu apa yang terbaik bagi kita, tanpa putus asa memohon pertolongan kepada-NYA….Amin Ya.. Robb.

La Tahzan..’
‘Jangan bersedih…‘Esok hari tak perlu Kau pertanyakan…keghoiban hanya milik ALLOH, Gelap dan tak tertebak…….



Wassalamu'alaikum..Wr.. Wb..

Selasa, 26 Juli 2011

Perdebatan



Tak habis pikir sering aku melihat  orang merasa tahu banyak hal tentang Agama, hafal ratusan bahkan ribuan Hadits  Nabi, mempelajari kitab-kitab peninggalan ulama terdahulu. Dalam suatu forum diskusi berkumpullah ide-ide dari orang yg luas Ilmunya, pandai berdebat dengan mengungkapkan dalil-dalil, merujuk pd Al-Qur’an dan Hadits Nabi namun yang luput dari pemahaman mereka adalah ‘MEREMEHKAN orang lain yg dinilainya tidak sepandai mereka sehingga dengan ENTENGNYA beliau-beliau itu MENCELA dengan lesannya, tulisannya, comennya menjatuhkan harga diri sesama muslim.

“Orang Muslim adalah orang yang jika orang Muslim lainnya tidak merasa terganggu oleh lesan dan tangannya sedangkan orang Mu’min adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya….orang. Hijrah adalah orang meninggalkan apa yang dilarang ALLOH.(Hadts Rosul).


Mereka-mereka yang mengaku Muslim dan banyak tahu tentang Hadits, ternyata tidak mampu mengikuti apa yang diperintahkan ROSUL, “apa beliau2 itu tidak paham perkataan sehingga tak sadar bahwa ungkapan  lesannya yg dituangkan dalam tulisannya dan ditujukan kepada  ‘seseorang’……???  dapat menyakiti dan mengganggu saudara sesama muslim..?” sikap ngotot merasa serba tahu paling benar dengan menjebak, memancing melalui pertanyaan-pertanyaanya (padahal beliau2 itu telah tahu jawabannya) tanpa menyerah mereka mengejar  ‘incarannya….?’  
 sampai akhirnya bisa mendebat dan menjatuhkan  sasarannya, bisa di pastikan sudah tentu dengan niat  menjatuhkan harga diri orang lain membuat hati mereka semakin buta, KAKU dan terus ber ambisi menjatuhkannya dan menjadi bahan tertawaan, bahan olok-olok banyak orang.

Memang PENDENGKI tidak akan pernah puas sebelum berhasil membuat orang yg di dengki terkoyak harga dirinya.

Paham Agama berarti Paham ETIKA, paham KESANTUNAN, AKHLAK dan PAHAM bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik, tidak mengolok-oloknya dan tidak membiarkannya menjadi bahan tertawaan dan bahan lelucon. Paham Agama seharusnya mampu melindungi  dari celaan orang lain. Jika belum mampu memberikan rasa Aman bagi sesama tentunya tidak LAYAK di sebut Ahli Agama.

  
Sungguh merupakan Ujian bagi kita bila kita masuk dalam perangkap watak manusia yang tidak dapat menghargai sesama, yang katanya banyak tahu tentang Agama, tapi tidak tahu bersikap santun terhadap saudara sesama Muslimnya  “sebaiknya berhati-hatilah bila kita masuk dalam sebuah keadaan yg tanpa tahu ‘kenapa kita bisa terjebak di dalamnya…? di debat habis-habisan,  dipertanyakan mana dalilnya, sedang kita sudah berargumen menjelaskan dalilnya tapi masih juga dicari-cari kesalahan dan kelemahan kita, benarlah apa yang di nasehatkan Hujjatul Islam Imam Al-Gazali semoga Alloh merahmatinya.

“Janganlah kalian mengikuti perdebatan sebab akan kalian temui keadaan yang saling menjatuhkan satu sama lain dikarenakan ingin menjadi pemenang dengan mengalahkan dan meruntuhkan lawannya. Sebaiknya sebagai orang yang tidak banyak tahu alangkah lebih bijak jika menjauhkan diri dari perdebatan seperti yang di nasehatkan Beliau, karena hati lebih selamat.
  
Ambil manfaat jadikan sebagai pelajaran dari semua yang terjadi sudah bisa dipastikan telah mendapat persetujuan dari ALLOH tanpa se ijin-NYA segala sesuatu tidak akan menimpa kita, sadar bahwa ALLOH sedang menguji kita, untuk lebih melatih kesabaran diri agar bisa mengambil pelajaran dikemudian hari di beri pengetahuan menilai watak Manusia jangan sampai menjadi golongan orang-orang yang berwatak seperti itu, hobby mendebat dan mencari-cari kelemahan orang lain, ” Na’udhubillaahimindhalik, semoga kita dijauhkan dari orang-orang yang suka, menghujat, menghina dan memandang remeh sesama.

Tidak ada manfaat yang lebih besar selain kemampuan pemahaman akan nilai tertinggi yang diperoleh, yaitu pemahaman AKAL dan HATI. Dengan kecerdasan HATI seseorang akan mampu mengarahkan akal sehatnya dengan berfikir terlebih dahulu sebelum berkata atau menulis sesuatu yang dapat membuat orang lain merasa tidak AMAN, tidak nyaman dan tidak selamat dari Perkataan ataupun perbuatannya. ” Na’udhubillaahimindhalik, semoga kita dijauhkan dari orang-orang yang suka, menghujat, menghina dan memandang remeh sesama.

 “Tak tahukah beliau-beliau itu bahwa MEREMEHKAN orang merupakan SOMBONG yang sangat HALUS….?” Tentunya Mereka-mereka juga tidak sadar dengan memamerkan Ilmunya akan membuat ALLOH marah, seorang sufi memberi Wejangan “ALLOH akan membalas orang yang JAHAT dengan mengirim orang JAHAT yang lain  dan orang yang BAIK akan mendapatkan pertolongan dengan orang BAIK yang lain dan ALLOH akan menyertai orang-orang yang SABAR.
“Robbaanaa Afrigh’alainaa sobron watawaffanaa muslimin.” ‘Ya ALLOH berikanlah aku kesabaran dan masukkan aku kedalam golongan orang-orang Muslim.” Amiin Ya Robbal’alamin.

Sekian…..



Wassalamu’alaikum…Wr…Wb.

Senin, 25 Juli 2011

Teringat

Teringat pertanyaan seseorang “Apakah Ibu takut dengan Ibu ‘X’…?” ku jawab: aku hanya takut kepada ALLOH  pak….sekilas tertangkap raut  me-REMEH-kan dari wajah Beliau, ‘wesh.. ternyata ibu nggak takut dengan bu ….’X’ katanya, dalam batin aku bertanya kok bisa ya tatkala orang menyebut Asma Tuhannya yg tertangkap kok kesan mengolok-olok, dan menganggap kelakar,  apa Wajahku sedang tidak serius kala menyebut Asma TUHAN ku,? beraninya si bapak ini memandang remeh orang yang mengucapkan takut kepada ALLOH, (takut apa nggak…! rasanya bukan urusan si bapak itu  dan hanya ALLOH yg maha Mengetahui, ucapan kebenarannya, pertanggung jawabanku hanya kepada Tuhan) Memang ku anggap serius ucapan beliau waktu itu. Apa yang dipikirnya tentang aku,…? ada sekilas prasangka orang ini meremehkan aku. ini sekali kejadiannya dan di lanjutkan lagi dg kedua kalinya….

“Oh…ternyata Ibu orang yang SOMBONG..! dengan tetangga sendiri saja tidak kenal..!” Untuk kedua kalinya si bapak ini mengkritik saya dengan tidak ‘tedeng aling-aling’ di depan saya langsung tanpa perasaan bersalah telah melukai perasaan seseorang, berarti ibarat sebuah buku raport, dua tanda MERAH telah aku tulis untuk si bapak, perlu lampu kuning untuk berbicara lagi dengan beliau,alias harus hati-hati dan jaga jarak.

.
Sayang sekali aku belum bisa mengikuti nasehat orang BIJAK bahwa :” Pedang bisa melukai  badan saya  tapi perkataan pedas tidak akan pernah melukai perasaan saya.”
Ingin rasanya menjadi orang yang KUAT menahan beban perasaan bila tersakiti namun belum pernah berhasil belajar ILMU SABAR.

Anakku mengeluh “Ma…kok si bapak ‘X’ tadi meNYURUHku….”bilang sama bapakmu…! jika nggak ikut KEGIATAN lingkungan dikenakan denda..!!” padahal banyak bapak-bapak  lain yang nggak datang kok aku saja yang di URUS, kata anakku. “ kan kita sudah tahu aturannya memang seperti itu, apa urusannya beliau menyuruhmu……?”. Ya sudah lah nggak usah di pikir nanti juga kita akan bayar dendanya, jawabku. bagaimanapun berharap semua orang menyukai kita jelas tidak akan mungkin, yach… semoga beliau akan sadar suatu saat bahwa Ia telah melukai perasaan orang.

“Bu…! Namakan saja majlis yang ibu pimpin dengan nama Al-Baqoroh…si Ibu yg dimaksud menjawab : “Oya pak…! Nanti kita rapatkan.” serentak ibu-ibu yg sedang berkumpul tertawa terbahak-bahak  mentertawakan si ibu yg di maksud dan sudah pasti bisa di tebak Ngomel-lah si ibu yg dimaksud merasa di perolok-olok karena ketidak TAHUannya tentang arti Qs Al-Baqoroh  (Sapi betina) merasa di lecehkan, dianggap bodoh siapapun merasa tidak terima di permalukan seperti itu  di depan orang banyak.
Sungguh merupakan PENGHINAAN dan sangat jelas memandang REMEH si ibu yg di maksud. Dalam hati aku membatin, sangat keterlaluan si bapak ‘X’ tega-teganya beliau mengolok-olok orang yang seharusnya di beri tahu, diberi masukan  tentang pemberian Nama-nama yang baik dalam sebuah Majlis Ta’lim yang di pimpinnya. (ibu yg di maksud adalah ketua majlis Ta’lim yg sedang minta saran untuk Nama majlis Ta’limnya).

Berdasarkan Pengalaman ku di atas, aku berfikir begitu mudahnya seseorang mengeluarkan perkataan PEDAS entah itu di sengaja atau tidak, sadar diri merasa lebih baik dari orang lain mungkin menjadi pertimbangannya dan tidak sadar bahwa MEREMEHKAN sesama merupakan pertanda SOMBONG YANG HALUS dan dg enteng mengatakan orang lain tidak baik, tinggi hati, kaku dan bla…bla..bla…  merupakan pertanda kedengkian hatinya kepada sesama, merasa lebih unggul dari yang lain tidak beliau sadari. Semoga di mata ALLOH orang tsb memang lebih baik dari aku sehingga melalui lesan beliau Alloh menyadarkan siapapun yang dikehendakinya, dan Alhamdulillah aku sekarang sadar bahwa aku memang sudah sepantasnya di sebut sombong.

Orang tsb tidak merasa bahwa setiap perkataan yang keluar melalui lesannya mendapatkan penilaian khusus dari seseorang yg berkali-kali disakiti dan setiap ucapannya akan membekas selama bertahun-tahun “tidakkah ia sadar bahwa segala sesuatu yang keluar dari anggaota tubuhnya akan dikenai sangsi, dimintai pertanggung jawaban kelak..? ALLOH tidak menganiaya hambanya tapi manusialah yang menganiaya dirinya sendiri-sendiri.
 
Ya ALLOH jauhkan aku dari sifat yang dimiliki setan ya’ni kesombongan, kecongkak dan iri dengki serta prasangka buruk..Jauhkan aku dan anak keturunankau dari rasa DENDAM, ku ikhlaskan apa yang terjadi adalah atas kehendak-MU tanpa seijin-MU sesuatu tidak akan terjadi dan ENGKAU Maha mengetahui apa yang terbaik bagi kami. Amiin Ya Robbal’alamin……
Wassalamu’alaikum…Wr..Wb.


Jumat, 22 Juli 2011

Kematian


Terbersit tanya di hati, “berapa lama lagi aku mendiami Bumi ini..?”
Kematian sesuatu yang pasti, telah banyak tetangga, sahabat, orang-orang terdekat kita mendadak meninggal seperti tanpa sadar sedetik mempengaruhi diri dan sesaat setelahnya kita melupakannya….”Mungkinkah diri selalu mengingat mati yang sudah pasti…?” Jawabannya ‘TIDAK’ Manusia dikaruniai sifat PELUPA.

Berlalunya waktu sanggup melupakan kejadian apa saja , manusia  selalu sanggup melaluinya…
Kehidupan Duniawi mampu membujuknya…… Gelar, kesuksesan, kekayaan, fashion, jabatan ngetop….! menjadi anggapan nyata bagi setiap orang yang  terbujuk Nafsu Duniawi dan menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang sehingga dengan mudahnya melalaikan KEMATIAN.

Ukuran Manusia adalah Nafsunya, kemampuan mengarahkan jiwa menjadi penilaian watak sesungguhnya “apakah Ia akan menyesal setelah mengikuti hawa nafsu nya dan berjanji tak akan mengulanginya lagi…”? Inilah tanda-tanda Hawa nafsu yang berasal dari setan rasa sesal akan mengikuti perjalanan hidupnya dan ini merupakan salah satu dari hukuman ALLOH atas perbuatannya di Dunia.

Kelebihan setan atas Manusia adalah diberi usia yang panjang, manusia umurnya sangat PENDEK dan PELUPA sedangkan setan dapat melihat kita tapi kita tidak dapat melihat setan…. motivasinya kuat dalam mempengaruhi Manusia kebalikan dari manusia  yang LEMAH untuk berusaha dalam memperbaiki diri.

Teringat nasehat dari Ali Bin Abi Thalib Karomalloohu wajhahu, “Harta berharga adalah AKAL, bijaksana adalah hidup SEDERHANA dan TERENCANA, kemuliaan adalah TAKWA, kawan akrab adala KEIKHLASAN, harta warisan berharga adalah PENDIDIKAN, jalan terbaik adalah HIDAYAH ALLOH, kehormatan diperoleh dengan KERENDAHAN HATI, kesejahteraan dengan ILMU, dukungan yang baik adalah NASEHAT YG TULUS.

Nasehat Lukmanul Hakim kepada putranya ;” Hai Anakku, Janganlah Engkau mudah tertawa  jika bukan karena sesuatu yang menggelikan, sesunggunya tertawa akan MEMATIKAN HATI dan janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak ada gunanya.

TIADA MAKHLUK YANG LEBIH HINA DARI PADA SESEORANG YANG TERPEDAYA DENGAN DUNIANYA.

Wassalamu’alaikum Wr..Wb

Kamis, 21 Juli 2011

Muhasabah




Muhasabah

Paksakan diri mengikuti  apa yang kita tak tahu “mengapa kita mau..?” setiap keinginan adalah Nafsu….Imam Al-Gazali menasehati : “Nafsu itu seperti keledai yang hanya akan tunduk dengan membebaninya dengan banyak beban.

Memaksakan diri untuk ta’at kepada sang Maha tinggi…. sholat, puasa, sedekah, tidak menjatuhkan harga diri orang yang memusuhi kita,  merupakan ‘pembebanan diri, pemaksaan diri untuk  menolak keinginan diri dan membiarkan kehendak lain berjalan sesuai kemauan-NYA.
  
Terbesit tanya di hati “mengapa kita memaksa diri  untuk taat…?’ sebab Alloh yang memerintah..!’ Muhasabah tidak hanya sebatas  merenungi kesalahan dan memperbaikinya
Menghisab diri adalah :  Memaksakan diri untuk melaksanakan perintah ALLOH dan menjahui larangan-NYA, Bila ingin di sebut KUAT dan ber akal sehat, seseorang akan mementingkan kehidupan yang kekal, kehidupan ABADI yaitu  AKHERAT.


 Akal yang lemah akan MEMBIARKAN hawa Nafsunya berjalan sesuai kemauannya tanpa pertimbangan  matang dan berharap kehidupan AKHERATnya  akan  aman-aman saja, berfikir bahwa ALLOH pasti mengampuni dosa-dosanya. Sangat Naif bila berharap tanpa usaha keras untuk menundukkan HAL buruk, yaitu  ;hawa nafsu.

Di dalam perintah yang baik  (semula kita tidak tahu kebaikan bagi diri  di balik itu ) jika mau menjadikan  diri seperti robot, seperti Wayang, sebab badan kita adalah ciptaan-NYA, jiwa kita meminta untuk di arahkan, “ Arahkan Jiwa kepada jalan yang lurus…jalan ILAHI, sesuai aturan yang di kehendaki-NYA yaitu jalan TAQWA  (seperti seorang sopir yang telah paham akan jalan yang akan dapat menyelamatkan penumpangnya).

Tugas diri kita untuk memilih jalan yang baik sebab Alloh tidak akan menolong hambanya tanpa usaha manusia itu sendiri, melatih diri terus-menerus mengarahkan kepada kemauan-NYA sebagai contoh mengikuti  Tauladan sempurna, sosok Hamba pilihan Nabi Muhammad SAW, melalui sunnah-sunnahnya.

 Ruh kita memiliki kecenderungan ingin kembali kepada pemilik-NYA. Memuji-NYA, ber TASBIH sebanyak-banyaknya, seperti  ucapan-ucapan penduduk surga “Illaa kiilann salaamann salaamann……”Mereka hanya mendengar ucapan salam keselamatan.”  Tidak ada kata-kata yng tidak berguna dan sia-sia di dalam Jannah kecuali kalimat yang baik dan saling mendo’akan, “Amiin Ya Robbal’alamin …”  semoga kita termasuk penduduk surga yang di berkahi ALLOH.  Orang yang beruntung adalah kelak ia akan menjadi penduduk Surga.

 Biarlah..! kehendak Alloh  yang Maha tahu apa yang terbaik bagi hamba-NYA, tugas kita hanya memaksakan hawa nafsu untuk TUNDUK pada ketentuan-NYA.

Wassalamu’alaikum Wr..Wb.