Pages

Senin, 04 Juli 2011

Kesal.



Keputusan berat harus diambil, tak perlu ada jawaban, atas pertanyaan, ‘mengapa ini harus terjadi, tak perlu penjelasan, apa sikap yang di ambil salah…? Sebab Yang Maha mengetahui hanya ALLOH.

Sebuah kalimat biasanya menggambarkan sifat manusianya, seseorang bernilai atau tidak diukur dari kesantunan dalam mengungkapkan kata, sebuah nasehat dari orang bijak berkata,…”Bila ingin memilih teman, lihatlah bagaimana ia memperlakukan keluarganya, siapa saja teman-temannya, bagaimana marahnya dan bagaimana ia mengendalikan emosinya, bisakah Ia bersikap santun dalam berbicara?’

Tak menjamin hubungan yang lama dalam persahabatan, kita akan dapat mengetahui sifat seseorang, karena setiap detik pikiran manusia berubah-ubah namun watak dasar dapat di kenali, jangan sampai kita tertipu dan menganggap  “wajar’ watak seseorang yang pada dasarnya sudah pernah menyakiti kita baik dengan sikap, lesan maupun perbuatannya tanpa menutup kemungkinan bahwa konflik akan terjadi lagi.



“Persedikitlah mengenal manusia.” Seorang sufi menasehati (syufan Ats-Tsauri), sahabat beliau menjawab, “Bukankah Rosullulloh bersabda: ‘Pebanyaklah mengenal Manusia sebab setiap Mu’min mempunyai hak syafa’at.” Jawab Ats-Tsauri:”Ya tapi kita tidak akan menemukan hal yang kita benci kecuali dari teman terdekat, bersikap tulus ikhlas terhadap orang yang sudah kita ketahui penyakit hatinya sangat berat. Seorang sufi yang luas ilmu agamanya bisa kesulitan menghadapi watak manusia apalagi kita.

Seseorang harus mempunyai CINTA KASIH yang besar untuk dapat tulus ikhlas dan hanya Rosullolloh yang dapat memenuhinya, sebagai manusia yang banyak dosanya untuk berbuat baik saja sangatlah sulit disebabkan  masih adanya sifat munafik, ria’, sombong, basa-basi…belajar bersikap jujur pada diri sendiri akan membantu mengenali diri. Mencoba membatasi pertemuan dengan mereka, tanpa harus menjauh itu lebih baik dari pada mencoba tetap bergaul namun banyak pertentangan dalam diri.

 Hal utama yang harus dilakukan adalah bersikap menghindari sesuatu yang dapat mengotori hati, terkadang sebuah kegiatan meskipun bertujuan baik, bersifat keagamaan, bermanfaat. namun disisi lain terdapat sesuatu yang mudharat, menggerogori kebaikan-kebaikan kita, ini lebih berbahaya dari sekedar ingin dikatakan orang ‘BAIK” sebab tidak pernah protes, ingin disebut “orang yang pergaulannya luas”  tapi rela di hakimi, dituduh, dibentak-bentak,  SUNGGUH  ini merupakan KETOLOLAN.  

 Dalam hati bermaksud  menginginkan pahala namun yang didapat hanyalah siksa batin, kerusakan hati disebabkan rasa terhina, tidak terima, egois, tidak sabar.. penyebabnya adalah  akibat perbuatan atau sikap yang tidak meng ‘enak’ kan dari orang terdekat, segala sesuatu jika dipaksakan sedangkan alam telah memberi tanda-tandanya  yang terbaca melalui situasi tapi  kita tetap mengikuti kemauan mereka, itu merupakan suatu ‘kebodohan’ bukan kesabaran, seseorang akan disebut sabar apa bila ia sudah  mengetahui bagaimana cara mengobati hati, menata hati, mengendalikan diri jika belum berhasil jangan coba-coba untuk tetap dekat dengan MEREKA, sebab ‘predikat’ ORANG JAHAT, ORANG KAKU, ORANG KUPER, akan menjadi tambahan nama kita.



Biarlah kita dikatakan orang yang TIDAK BAIK asal kita tidak memaksakan diri untuk berbuat baik, hanya ingin dikatakan ORANG BAIK.
 
Biarlah dikatakan orang SOMBONG asal kita tidak membela diri dengan mengatakan kita TIDAK SOMBONG….

Biarlah kita dipanggil BODOH asal kita tidak MEMBODOHI orang…..

Biarlah orang memberi embel-embel, julukan apa saja dan memberi tambahan baru didepan nama kita, si Malas, si jahat, si pelit, si kaku…si..si..si….Sikap yang benar adalah DIAM.

Wassalamualaikum..Wr...Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar