Pages

Sabtu, 16 Juli 2011

Pengalaman I, II, III.



Pengalaman I

Teringat ketika pertama kali memutuskan memakai jilbab, berawal dari ketidak nyamanan seringnya diganggu orang yang terkesan ‘melecehkan’ sebagai seorang wanita baik-baik tentu saja rasa tidak terima menjadi semacam penolakan dalam diri siapapun, apa lagi cara berpakaian sopan tetap menjadi persyaratan utama. Sering juga mengeluh pada suami, “mas kok tadi anak sebelah suit2 sama aku…? Ada apa ya?” jengkel juga di lecehkan seperti ini,: batinku bertanya: apa aku kesannya wanita yang genit ya? Rasanya aku jarang sekali tersenyum sama orang yang tidak dikenal… apalagi dengan anak-anak ABG..”

Berawal dari ketidak sukaan inilah kemudian memutuskan untuk menggunakan jilbab, belum ada kepikiran sama sekali tentang keuntungan lain dari menggunakan jilbab, (kala itu kira2 sebelas tahun yang lalu aku memulai memakai jilbab) jangankan tahu syariat Islam yang mewajibkan wanita harus menutup aurat dg jilbab, yang terfikir hanya keinginan tidak suka digoda orang saja.

Baru kemudian terasa suatu keinginan kuat untuk mendisiplinkan diri mempelajari tafsir Al-qur’an, baca-baca biasa hanya ingin tahu sebenarnya terjemahan Al-Qr’an itu seperti apa….? Karena selama ini hanya membaca Huruf arabnya saja tanpa tahu artinya. Kemudian mulailah ku rutinkan mempelajari terjemahannya setiap hari sampai tamat, sedikit tahu akhirnya apa yg dimaksudkan Al-Kitab ku ketahui, (hanya sekedar tahu sebagai orang awam)

Godaan dari orang luar kemudian tidak ada lagi, terjawab sudah satu manfaat dari jilbab kemudian kemauan kuat untuk mempelajari Al-Qur’an akhirnya mengikuti keinginanku dan bila berkumpul dengan saudara-saudaraku di kampung tak canggung lagi (kalau dulu sering merasa risih sendiri modis di tengah-tengah keluargaku yg berkerudung).

Mulailah sifat kerasku agak melunak, anak-anak yang masih kecil belum begitu mengerti akan perubahanku namun yang membuat aku berubah adalah kedisiplinan menjalankan syari’at Agama yang paling utama kutanamkan adalah tentang SHOLAT, anak pertama berumur tujuh tahun terbiasa menjalankan sholat , mengaji dan puasa meski terkadang masih bolong-bolong, si kecil yang kala itu berumur empat tahun hanya ikut-ikutan saja.

Sebelas tahun masa itu telah lewat, kini sudah tak terhitung lagi manfaat dari menjalankan perintah Alloh bahwa seorang wanita berkwajiban menutup Auratnya, Hikmah terbesar adalah menjauhkan diri dan keluarga dari FITNAH yang besar, kenikmatan berturut-turut datang kecintaan pada Agama, terjaga dari bicara yang tidak berguna sebab menyesuaikan dengan hiasan  badani yang tertutup jangan sampai orang menilai kita tidak sesuai dg jilbab yg di pakai sehingga berbicara sembarangan dan tidak sopan.




Pengalaman II

Mengenal lingkungan baru ketika menempati rumah baru merupakan pengalaman pertama bergaul dengan orang2 yg belum berpengalaman karena sebagean lingkungan kami adalah orang pendatang yang belum berpengalaman ber organisasi, menjadi tantangan sendiri dalam meniti kehidupan baru bermasyarakat, awalnya agak canggung, ikut pengajian, seorang tetangga mengajak “bu..ikut yok pengajian di SD…XXX.

Senang rasanya mempunyai kegiatan baru menjalankan rutinitas seminggu sekali mengikuti pegajian, teringat ketika pertama kali  di beri tugas buka acara saat  membaca jadwalnya saja terasa GEMETAR apa lagi pas membacanya, nggak kebayang betapa nggak PD nya aku…L, seorang ibu-ibu ku dekati (sengaja kudekati karena beliau termasuk orang yg pinter….ada rasa bangga bisa berdampingan dg seorang yg berani berbicara di muka orang banyak) “jangan duduk disini…! Katanya; agak sinis,” ini tempat duduk adikku..!” yah.. sudahlah nnggak apa2, pikirku..! merasa di usir..:(

Assalamualaikum..Bu, ( mudah-mudahan beliau membaca blog ini), Ibu..adalah Guru saya, pertama berjumpa seperti orang asing dan kini kita seperti saudara kandung yang sehati. Berkat Ibu saya mendapati pengalaman yang tak terlupakan, senang rasanya bisa berguru kepada Ibu dan kini perjuangan awal berakhir dengan segudang Ilmu yang menunggu untuk di sebarkan, seperti apa yang di sabdakan Rosullulloh SAW “sampaikan walau hanya satu ayat.”

Akhirnya: dari yang pertama kali kita tidak tahu apa-apa, bagaimana berbicara didepan umum, gemetar, sampai mencari-cari guru agar kita bisa mensukseskan acara Mauludan, kini BUAH dari apa yang kita perjuangkan dimasa lalu telah terwujud, semoga Alloh SWT, memberi belas kasihNYA kepada Ibu sekeluarga,..meski Ibu tidak aktif lagi di pengajian namun kami selalu mengingat, bagaimana Ibu selalu mendorong aku untuk BERANI tampil, Ibu adalah tempat bertanya bagiku, dari yg tidak tahu apa2 sampai akhirnya berani berbicara didepan orang banyak adalah berkat dorongan  Ibu. Terimakasih telah memberi saya banyak Ilmu.


Pengalaman III

Sebuah Do’a yang salah telah menjerumuskan dalam keputus asaan yang berbuah HIKMAH besar……
Diawali dengan KEBODOHAN, sebab ketidak tahuan bagaimana meminta KEBAIKAN bagi diri sendiri….
 Ternyata sebuah permohonan DO”A tanpa di dasari pengetahuan dapat menjerumuskan diri…….
Alloh memenuhi janjiNYA akan mengabulkan setiap Do’a orang yang teraniaya tak terkecuali apa yang diminta ternyata SALAH dan tidak baik bagi dirinya….

”Ya Alloh…Aku ingin dikenal orang….aku ingin menjadi orang Ngetop…aku ingin dipandang baik, pintar…( Inilah seburuk-buruk Do’a…yg didasari dengan KEMARAHAN akibat rasa tidak TERIMA di remehkan orang).

Sampai kemudian seorang sahabat menegurku  seakan tanpa basa-basi ia berkata “Bu…!! Maaf, jangan sombong ya,… Suara Ibu itu tidak se BAGUS Bu…xxxx???..!

 Haah….!! Seakan kesetrum mendengar seorang sahabat mengkritik dengan cara seperti ini dan membuat suasana TEGANG, kujawab;…..sejak beliau datang aku selalu mengagumi suaranya ibu…xxx?.. memang suara beliau itu sangat merdu bu…janganlah ibu membandingkan saya dengan beliau sebab seseorang itu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, kalau saya seperti dia ya tidak mungkin  sebab suara seseorang itu tidak akan sama..(agak Emosi aku berusaha menjawab),tak ada rasa IRI sedikitpun di hatiku sebab dalam perkumpulan ini tidak ada yg namanya persaingan, siapa yg lebih baik dari siapa..tidak ada juga maksud untuk bersaing, sebab kami  bertujuan sama-sama belajar jawabku.

Semalam tak bisa tidur memikirkan perkataan seorang sahabat dekat, apa yang di lontarkan siang tadi merupakan TAMPARAN keras bagiku, perasaan DOWN,droup menyebabkan keputus asaan untuk tidak mau lagi berorganisasi, ini merupakan pengalaman pertamaku di hina orang di depanku langsung dan syukurlah ibu-ibu yang lain memberikan semangatnya untukku agar jangan sampai putus asa menghadapi masalah.

Adakah yang salah dalam do’a-do’aku..? mencoba mencari jawaban dari setiap apa yang terjadi merupakan hal pertama yang harus aku pikirkan dan menjadikan sebagai bahan perenungan….Alloh mengabulkan semua pinta PASTI ada maksudnya, Yah…kutemukan jawabannya….

Rupanya Aku terlalu SOMBONG, Doaku ternyata salah, sehingga Alloh meminjam lidah orang itu untuk mengingatkanku, tak baik memiliki sifat ingin menonjolkan diri, tak baik ingin selalu menjadi nomor SATU, tak baik memiliki sifat tidak terima. Seseorang harus cepat ‘berbenah’ bila mendapat teguran..bukan malah menyalahkan yg menegur tapi mencoba mencari HIKMAH dibalik kritikan…Aku yang salah….aku yang bodoh….aku yang Egois…aku orang yang SOK, serba merasa PALING..paling pinter, paling cerdas, paling baik dan paling, paling yang lainnya…!!!

Ya Alloh… Aku mohon Ampun atas kesombonganku..ampuni kebodohanku, ampuni kemunafikanku..sesungguhnya aku adalah HambaMU yang hina..sudah selayaknya ENGKAU menghinakan aku sedemikian rupa melalui lidah sahabatku dan ini PANTAS bagiku, sebanding dengan kebodohanku…janganlah KAU biarkan aku menyalahkannya sebab semua terjadi atas IJINMU untuk menyadarkan aku..Tolong Ya ROBB ku.. mudahkanlah dalam hatiku untuk memaafkan sahabatku…tanpa beliau aku tidak akan tahu kesalahan DO’A ku, aku tidak akn tahu kalau aku sombong, egois dll.

HIKMAH dari semua yang terjadi adalah bertambahnya Ilmu, terpacu hasrat untuk terus bejuang memperbaiki diri, berusaha bermuhasabah, mencari-cari aib diri dan menjaga jarak dari segala yang membahayakan hati agar tidak sakit hati, ambil pelajaran dari segala yang terjadi tanpa harus menyalahkan orang lain sebab orang lain terkadang tidak sadar mengapa ia bisa menyakiti kita dengan kata-kata kasarnya yang berujung penyesalan, tanpa ia sadar bahwa ia telah menyakiti kita dan inilah rencana ALLOH untuk menyadarkan diri kita dengan membiarkan semuanya terjadi.

Wassalamu’alaikum..wr…wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar