Pages

Senin, 11 Juli 2011

Merubah keputusan

a
 
Sebuah Hadits Rosilulloh SAW, bersabda: “sebaik-baik Manusia adalah yang memberi Manfaat bagi sesama.”

Memahami Hadits Rosullulloh di atas, dapat diambil pengertian bahwa selama kita masih dianggap dapat memberi manfaat bagi sesama, kenapa harus menghindar….? Hanya karena urusan harga diri, “Jangan di ambil hati bu…!,” seorang temen menasehati. Yang lain berkata;”Biasalah didalam sebuah perkumpulan jika tidak ada tegang-tegangnya sedikit itu, nggak seru,? Katanya. Betul juga apa yang di nasehatkan oleh beliau, terima kasi..!! sebuah nasehat yang baik.

Kembali merubah  keputusan, bukan karena niat dalam hati namun sebab tak terduga ternyata terjadi, sangkaan manusia ternyata bukan hal yang PASTI, hanya yang Maha Suci yang mengetahui.

Kemarahan sesaat, berfikir sesaat, bahkan sampai membuat keputusan sesaat bila didasari dengan niat ingin mengambil Manfaat dari setiap kejadian maka kita akan menemukan HIKMAH didalam setiap problema, tak selamanya keputusan yang tiba-tiba akan menghasilkan kerugian, salah satu HIKMAH yang dapat di ambil adalah;
  • ·        Mencegah datangnya FITNAH dikarenakan adanya penjelasan, mengapa harus membuat keputusan.
  • ·         Mengetahui apa yang di inginkan masing2 orang tanpa adanya prasangka terpendam.
  • ·         Mengajarkan pd orang lain dan diri sendiri agar pandai mengambil sikap dan mengambil pelajaran dari setiap kejadian.
  • ·         Menjadi berhati hati dalam tindak-tanduknya jangan sampai hal buruk terulang lagi.
“Nilai seseorang terletak pada perbuatan baiknya.” (Ali Bin Abi Thalib).
 Kebaikan dapat di ambil dari jalan yang lurus dan berimbang, mengambil jalan tengah, dalam posisi tidak ke kira atau kekanan, tidak merasa tertekan dan tidak ditekan, tidak di paksa dan tidak merasa di paksa.


Dalam sebuah Organisasi setiap permasalahan  membutuhkan kesepakatan bersama, saling terbuka untuk menghindarai prasangka yang akhirnya akan tahu sama tahu, keinginan masing-masing, meski tak menutup kemungkinan bahwa polemik, konflik akan selalu ada seiring berjalannya waktu masalah yang di timbulkan akan selalu berbeda-beda. Kesalah pahaman.  pertama masih bisa di benahi,…. masih ada kesemptan kedua :…lumayan berhati-hati dalam menyikapinya,……. tinggal menunggu yang ketiga,:….. apa yang akan terjadi jika telah mencapai tahapan ketiga biasanya akan mencapai keputusan FINAL, sulit kompromi.

Berpolemik merupakan tabiat Manusia dan tak bisa di hindari……. dengan adanya konflik seseorang akan berusaha menjadi lebih baik, namun ada watak tertentu seseorang LAMBAN dalam mengambil pelajaran disebabkan akalnya yang kurang nyambung dengan hati.
 Sulitnya menerima nasehat sebab kerasnya hati, ciri-cirinya: berbicara kasar, tak dapat mengendalikan emosi, tidak memahami perkataan dan gampang marah, berprasangka buruk, wajah TERTEKUK, kata seseorang: “Bu…! Senyumnya Cuma setengah..!!, Ehh nggak.. hanya seperempat…!, kata yang lain.
  

Type watak seperti ini, bila terlalu akrab dapat menyerang hati dengan kata-kata dan sikapnya, sebaiknya orang seperti ini dijahui namun tetap bersikap baik tanpa terlalu jinak.

Bagaimana seseorang dapat mengetahui nilai KESANTUNAN kepada ALLOH jika yerhadap sesama Manusia saja tidak memahami ETIKA.

‘Akal yang sehat adalah akal yang mampu menembus hati dan memahami kebenaran. Kebenaran membuahkan keseimbangan. Akal yang sehat menjadi PENYEIMBANG yang berlawanan, (Al-A’qod).

“Allohumma anntall hakku, wawa’dhukal hakku, walikoo’ukal hakku, wakaulukal hakku.”
‘Ya Alloh Sesungguhnya ENGKAU maha benar, janjiMU adalah benar, perjumpaan denganMU adalah benar dan FirmanMU adalah benar.”

Sekian…
Wassalamualaikum…Wr..Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar