Pages

Jumat, 05 Agustus 2011

Taghut



Kekaguman.

Dalam sebuah hadits: “kecintaanmu akan sesuatu itu menjadikanmu buta dan bisu.”
Kita mendapati seorang lelaki Alim, taqwa, zuhud, dan kemudian kita ketahui keluar kata-kata penuh hujatan, mengkafirkan  sesama Muslim dalam ceramahnya bernada menghina.  Ia telah menjatuhkan harga diri seseorang dan menghinakan diri sendiri akibat perkataanya.
Disisi lain sang pengagum,  yang terlanjur meng ‘Idolakan’  Orang yang di anggap Alim tsb membenarkan setiap perkataannya,  menganggapnya Ma’sum dari kesalahan, sampai-sampai tidak menyadari  bahwa  pengaguman berlebian, kecintaan yang berlebihan  dpt membuat mata hati tertutupi kebenaran.

Telah tampak kerusakan Agama akibat tertutupnya mata hati, tergiur dengan kesenangan sesaat duniawi sampai-sampai rela menjual Agamanya dengan Uang receh. Sikap menghamba kepada kepentingan Penguasa, kepentingan asing, meraih pengikut sebanyak-banyaknya menjadikannya tidak dapat mendengar, dan melihat.
“Kalau sekiranyanya ALLOH menginginkan kebaikan ada pada mereka tentulah mereka akan dapat mendengar  dan jikalau ALLOH dapat menjadikan mereka mendengar niscaya mereka berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri dari apa yang mereka dengar. (Qs, Al-Anfal: 23.)

Menutupi dan sibuk membela setiap fatwa-fatwanya yg di anggap benar bagi pengikutnya, mengalahkan pengagumannya kepada sosok tauladan sempurna Rosululloh SAW.
Ini merupakan penyembahan terhadap berhala Toghut Alim Ulama yang salah,  Dalam sebuah sabdanya Rosululloh bersabda; “Janganlah kalian bersikap Ghuluw seperti Orang-orang Yahudi yang menuhankan Rabi-rabi mereka…..”

Sebuah khabar terdengar dari  Desa di Jawa Timur, beberapa bulan setelah meninggalnya seorang Tokoh Alim yg Terkenal, penduduk setempat Ramai-ramai mengadakan ‘bancaan’ (Orang jawa menyebutnya selamatan) sampai-sampai memaksakan diri berhutang untuk biaya selamatan, katanya; “nggak enak kalau nggak ikutan bancaan nanti di gunjing…”

Sebenarnya Pengkultusan berlebihan telah menyesatkan mereka, bertumpuklah kesalahannya, mulai dari Dosa Syirik, ghibah, niat yang salah dan menyengsarakan diri kepada sesuatu yang mubadhir. Jika melawan Arus dikatakannya Kaku, tidak membaur, pelit dsb.

Betapa pentingnya Ilmu, karena Ilmulah yang akan membedakan seseorang mengetahui apa tidak,  menuntun kita tetap berpegang teguh pada tali Agama yang kuat, mengetahui  mana Halal mana haram,  tidak terpengaruh dengan tradisi dilingkungan tempat tinggalnya, tak 
perduli dengan gunjingan orang sebab ketaatannya memberikan pijakan kuat guna menyelamatkan  akidahnya dan tidak mudah terpengaruh dalam situasi  terjepit sekalipun.

Setiap Hamba akan tersesat tanpa Ilmu, senantiasa bersungguh-sungguh untuk mencari tahu dan berfikir, memohon petunjuk serta mendekatkan diri kepada-NYA, InsyaAlloh Alloh akan menuntun kita kepada petunjuk yang Maha benar, tertular dengan sifat-NYA yang Maha benar, jauh dari kesesatan…

“Adakah sama orang-orang  yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui..?” (Qs, Az-Zumar:9).

Wallohul muwaffik ilaa aquamitthoriq.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar