Pages

Jumat, 13 Januari 2012

Pesan seorang Ibu





Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatu.

Qs; Al-Isra’: 23-24.
“Jika salah seorang diantara keduanya berusia lanjut maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan jangan kamu membentak mereka, ucapkan kepada mereka perkataan mulia dan rendahkan dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan.

Kamu tahu arti durhaka nak.....?
Kamu tahu arti tidak berbakti kepada kedua orang tua....?
1.     1. Jika seorang Ibu berusaha menyelamatkan kamu, membantumu menghadapi kesulitan tapi kamu balas dengan muka masam, cemberut, cuek dan meremehkannya
2.   2. Tidak berbakti artinya: kamu telah mengganggunya dengan perbuatan maupun perkataan yg menyakitinya.
3.   3. Berusahalah memaksakan dirimu berbaikan dengan kedua orang tuamu meski hatimu menolaknya.
4.   4. Janganlah kamu mengungkapkan kekesalan hatimu meski hanya berkata ‘ah’ dan jangan angkuh.

Janganlah bersuara lebih keras dari suara orang tuamu dan jangan memutus pembicaraan, jangan membohongi saat adu argumentasi, jangan meremehkan, mengabaikan mereka, menyuruh mereka, menyebut kejelekannya di depan orang banyak, melanggar larangannya dlm bentuk munkar,


Jika selama ini ibumu bersikap kurang sabar dan kurang bijaksana dlm mengajarimu, maafkanlah beliau....yang harus kamu lakikan:
v Berusahalah mencairkan suasana saat beliau marah, jangan sampai menyinggungnya meskipun kamu tidak suka
v Berusahalah mendahulukan kepentingannya dari pada orang lain
v Banyak-banyaklah berterimakasih.

Jika hatimu menolak nasehat-nasehat di atas, sudahkah kamu bayangkan hidupmu tanpa kedua orang tuamu...?
Ini bukan mereka yang mengajari kamu tapi syari’at Agama yang mendidikmu...jadi jangan marah, karena Alloh ingin menyelamatkan kamu ke Surga bersama kedua Orang tuamu.

Islam mensyari’atkan kedudukan orang tua sangat tinggi untuk diberikan pelayanan seorang anak, membuat orang tua menangis adalah larangan yg harus dijahui, jangan biarkan dia pergi dalam keadaan marah padamu karena murka orang tua, Alloh akan ikut murka.

Rosululloh menempatkan Durhaka kepada orang tua setelah dosa syirik dan dosa setelahnya adalah membunuh, betapa besarnya Durhaka, sampai-sampai Alloh menempatkan di tingkat kedua setelah menyekutukan-NYA.

Seorang sahabat meninggalkan kedua orangtuanya dalam keadaan menangis untuk berbai’at kepada Rosul, kemudian Rusululloh memerintahkan untuk kembali kepada keduanya, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu, buatlah keduanya tertawa, sebagaimana engkau membuatnya menangis, (Hr; Abu Dawud )

Umar Ra, berkata: ‘Demi Alloh jika kamu berkata lembut pada kedua orang tuamu dan engkau beri  makan mereka maka sungguh engkau akan masuk surga selama engkau jahui dosa besar (Tafsir, At-Thabari)

Wassalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatu.

Jumat, 06 Januari 2012

Pilihan




Awali hari dengan Tafakkur, hidupkan hati dengan Dzikir......
Hati yang hidup, hati yang peka , hati yang senantiasa terbimbing...

Tidaklah sama, seorang penyanyi dan seorang yang melantunkan Ayat-ayat suci.....
Penyanyi  terbiasa bersenandung melatih suaranya dengan tujuan memerdukan suara.......
sedangkan tujuan mengaji untuk mendekatkan diri kepada-NYA, mendidik diri agar senantiasa terlatih merindukan kedekatan dengan-NYA....
Seorang Qori’ menghasilkan Dobel pahala....mendapatkan suara merdu sekaligus ketenangan, kebahagiaan diri sendiri dan yang mendengarkan....

Pilihan Manusia begitu banyak....sebagian manusia memilihkan lagu-lagu klasik bagi bayinya....Yang katanya untuk merangsang kecerdasan otak...

Aku mendengar...para sahabat Nabi meski tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, seperti  Bilal bin Rabah, Abu Hurairah, Salman Al Farisi berawal dari pekerja yang katanya orang Hina...(sebagai Budak) namun beliau-beliau Dikaruniai kecerdasan hati yang Kiblatnya Akherat....sehingga beliau mengenal ukuran kebahagiaan, kesuksesan ukurannya ada pada Hati...Bukan pada Ragawi.

Imam Syafi’i, Ibnu Taimiyah dan hamba-hamba  saleh lainnya sejak berumur 9 tahun telah hafal Alqur’an...dan kecerdasannya tak kalah dengan penemu-penemu Barat, dimana pengaguman terhadap materi di utamakan...
Alloh telah mengajarkan kepada Hambanya yang mau mendengar, bacaan Al-Qur’an jauh lebih mencerdaskan di banding musik klasik yang hanya menyenangkan orang di Dunia saja dan tidak mengenal negeri yang lebih membahagiakan yaitu Negri Akherat....

Mengapa pikiran kebanyakan orang sempit..? Budaya ikutan demi jaga gengsi karena  mengenal komposer luar sangat pentingkah bagi mereka...  ?

Meniru itu tabiat Manusia “Tasyabbahu innlam takuuna mitslahum fainnaa tasyabbaha bilqirom falah”. Artinya: “Tirulah Orang Mulia meskipun tidak persis mereka sesunggunya meniru Orang mulia adalah keberuntungan.”

Masalahnya ada pada pilihan masing-masing orang...mau memilih baik apa buruk, Mulia apa hina, kiblatnya timur apa barat..?
Pertanyaannya anggapan siapa hina siapa yang mulia tidaklah sama....tergantung, kecenderungan hatinya, lebih senang dengan orang tenar di Dunia apa Para Nabi dan hambanya yang soleh, yang akan terkenal, berderajat tinggi di akherat...?dari sisi mana cara  mereka memandang, lagi-lagi terbentur pada hatinya...Hafalan Qur’an akan mencerdaskan hati, pikiran dan peka terhadap perasaan....

Minum khamar, pakaian  terbuka, pesta-pesta dianggap mulia.....
Memburu Dunia obsesi mereka...karena murahnya Dunia ini Maka Alloh memberikan kekayaan  Dunia kepada siapa saja tanpa membedakan mu’min atau kafir yang dicinta maupun yang di benci...andai Dunia ini berharga niscaya Alloh akan memberikan Dunia ini kepada Orang yang dicintai-NYA dan mencinyai-Nya saja...

“Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan Orang-Orang Kafir di Negrinya, itu anya kesenangan sementara kemudian tempat tinggalnya adalah Jahannam dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat.” (Qs; Ali Imran: 196-197).

Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatu.