Pages

Rabu, 29 Juni 2011

Cahaya diatas cahaya.



Bebaskan  hasrat hati dari keinginan…biarkan kemauan yang Maha TINGGI menguasai jiwa, sebuah Tanya terkadang tak butuh jawaban..”mengapa kita harus melakukan apa yang diperintah ALLOH berikut RosulNYA,….?”

Dibalik perintah yang Maha suci terkandung rahasia besar yang manusia tidak akan ketahui, kecuali hanya sedikit saja.
“Subhaanaka laa’ilmalana ‘illaa maa’allamtana innaka anntal’aliimul hakiim.”…..”Maha suci Engkau ya ALLOH, sesungguhnya kami tidak tahu apa-apa selain yang Engkau tunjukkan kepada kami, dan Engkau  maha luas ilmunya lagi maha bijaksana,”.

 Sebuah firman ALLOH yang menggambarkan ketidak tahuan dan keterbatasan akal manusia yang tidak akan mengetahui, tidak akan menjangkau  kemaha luasan Ilmu Dzat yang maha tinggi, yang maha tahu segala-galanya, sumber segala ilmu pengetahuan.

Tundukkan keinginan diri sendiri, biarkan apa yang dikehendaki TUHAN kita berjalan, cukup dengan memenuhi apa yang ALLOH mau saja kita jalani, tanpa Tanya, tanpa protes, tanpa ragu…ada kalanya sebuah kepercayaan  bukan karena kita  tahu tapi karena tidak tahu kita harus percaya….sebagai hamba ALLOH yang bodoh jangan sampai kita menjadi hamba yang sok tahu……jawaban tidak tahu lebih baik dari pada memaksakan diri untuk tahu.

Mencari tahu, apa saja yang di kehendaki ALLOH, apa yang di inginkan-Nya dan bagaimana Rosululloh telah berhasil memberi contoh seperti yang Alqur’an ajarkan, itu hukumnya wajib kita mencari tahu, tapi “Untuk apa itu dilakukan,?”…..tak perlu dipertanyakan, akal manusia terbatas dan banyak salahnya, seorang  GENIUS pun tidak akan mengenal TUHANnya jika masih ada sifat sombong yang menguasainya  sebab tak ingin mencari tahu keberadaan TUHANnya.


Jangan pernah berhenti dalam menempuh perjalanan panjang menuju Cahaya kebenaran. cahaya diatas cahaya yang keberadaannya tersembunyi, hanya hamba-hamba yang berhati sebening kaca, terbebas dari keinginan diri, terbebas dari niat yang bukan karena keinginan kuat untuk   meraih Ridho-NYA….. jiwa yang haus akan kembali kepada sumber lautan cahaya dan hanya menginginkan ber MUROQOBAH, berdua-duaan dengan  tuntunan petunjuk yang maha Agung ALLOH SWT, terbebas dari pengaguman terhadap mahluk-Nya.

Hanya kepada Alloh tempat mengadu, tempat bersandar…”Hasbunnalloh wani’mal wakil ni’mal mawlaa waani’mannasiir.” Yang artinya; “cukup bagiku Alloh tempat bersandar dan sebaik-baik penolong adalah ALLOH.”

“Yaa ayyatunannafsul mutmainnah irji’ii ilaa robbiki roodhiyatammardhiyah fadkhilii fii ‘ibaadii wadkhulii jannaatii.” Qs Al-Fajr ;27-30.

“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi di ridhoi-NYA maka masuklah kedalam jama’ah hamba-hamba-Ku dan masuklah kedalam surga-Ku…. Amiin ya Robbal’alamin.



Wassalaamu’alaikum, Wr, Wb.


Sabtu, 25 Juni 2011

Pinta di petang hari...


Kehampaan disaat mata hati tertuju kepadaNYA…Kosongkan pikiran, pejamkan mata, lupakan ingatan, kendorkan semua urat di badan,  yang ada di tubuh….Rasakan ketenangan yang luar biasa disaat kita mulai mengajarkan kepada semua sel-sel di tubuh, ajari tubuh kita untuk Tunduk pada perintah yang halus, tidak terdengar, bisikan yang tidak terucap, tenang, damai, nyaman..tanpa ada keinginan sama sekali……

Didalam ketenangan, kedamaian,….. hilang rasa kawatir, cemas, ketakutan, kekosongan, menyelimuti diri, dari dalam diri terucap kata yang tidak terdengar,…….” Bacalah, tanpa bersuara,!. Lantunkan ayat-ayat suci yang kau hafal,!, setelah kau baca Ummul qur’an..biarkan alam bawah sadarmu yang menguasai keinginanmu…,semakin panjang Surah yang kau baca..kau akan menikmatinya..menyatu dalam kenyamanan, terbebas dari keinginan diri…terbebas dari PROTES raga yang menuntut untuk berhenti, tak ada kepenatan kecape’an, ketegangan tubuh sebab lama berdiri,…

Terdengar bisikan, “bacalah terus,!..jangan pedulikan keinginan badanmu untuk menyudahi,..lawanlah dengan tetap tenang, fokuslah pada bacaan, maka akan kau dapatkan ketundukan akan perintah Tuhanmu,…

didalam ketentraman, rasa aman, kenikmatan, di situlah Alloh berada, “kapan waktunya kita merasakan kenikmatan ini, ?”..disaat SHOLAT

Pencapaian kekhusukan yang tinggi  hanya didapat dengan membebaskan kemauan diri sendiri dalam ttitik NOL, tanpa terpengaruh pikiran, pendengaran, lesan, penglihatan,  kita tertidur pulas, tanpa mimpi, tanpa hasrat sama sekali, ketenangan jiwa kita alami… ya’ni RASA MATI…

Di dalam kematian Khusnul khotimah, terbaring jiwa yanag tenang, karunia terbesar bagi hamba yang taqwa.., hanya takut kepada Tuhannya, hanya mengharap apa yang di kehendaki Tuhannya, mengharapkan, belas kasih dan ridhoNYA…suatu kepasrahan total kepada Alloh yang maha menguasai segala sesuatu…melawan dan menundukkan hawa nafsu.

Sebuah pinta dari seorang Hamba yang hina………….
”Ya Robbku…khusu’kan sholatku…ibadahku….hidup dan matiku hanya tertuju kepadaMU…tiada Tuhan yang aku sembah melainkan ENGKAU, tiada ILLAH lain selain ALLOH, tumbuhkan rasa cinta kami hanya kepadaMU…. Ya Robb ku……..rindu kami hanya kepada RosulMU……. ya…Robb ku…
”Innaasolaati wanusuki wamahyaaya wamamati lillaahirobbil’alamiin.



 Wassalamu'alaikum....wr...wb.

Hati.....



 “ikutilah kata hatimu!”.., begitu sering terdengar orang menasehati kita,Tergantung bisikan hati yang mana yang kita ikuti, bisa bermacam-macam type hati dan didalam kitab Minhajul Abidan,Imam Al-Gazali menasehati:


type hati yang samar, belum diketahui mana yang benar dan mana yang salah, ini akan membingungkan, kita tidak tahu akan memutuskan pilihan salah atau benar, yang harus dilakukan adalah Berserah diri kepada ALLOH dan berkeyakina akan jatuh pada pilihan yang benar, maka hati akan aman, tidak khawatir akan pilihan yang salah, kalaupun terjadi musibah menimpanya, ketenangan di hati dan merasa bahwa ini memang harus terjadi karena kehendak Alloh semata maka ini akan menenangkan hati, sebab persyaratan utama hanya menyandarkan diri,  memohon kepada Alloh telah dilakukan.

Type hati yang paling dasar, disebut SODRUN,type ini hanya dapat mencapai akal saja, belum tentu seseorang yang mempunyai kecerdasan otak atau akal fikiran, dapat mengenal Tuhannya, kita lihat orang genius banyak tapi banyak pula yang mati dengan cara bunuh diri, tak sedikit pula kita lihat orang cerdas yang menyombongkan diri dan memandang sesuatu dari sudut keduniawian saja, kekayaan , pangkat, kekuasaan kecantikan dsb, dan ini menunjukkan kebodohan hati, tingkat ini belum mencapai keimanan kepada ALLOH, artinya masih belum mengenal Tuhannya, sebab riya’ sedikit saja akan menjauhkan kita kepada sang pencipta.


Type hati kedua yaitu Qalbu: Qalbu memiliki rasa sensitive, yang peka akan sekitar sehingga tidak mudah untuk menyakiti diri sendiri, maupun menyakiti orang lain, type ini memiliki sifat yang tidak TEGA, masih mempunyai pertimbangan bila akan melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri ataupun  orang lain, menyakiti hati orang lain tidak akan dilakukannya, sebab antara hati dan akal fikiran mulai menyambung dengan sendirinya masih akan berfikir seribukali bila ingin bertindak sesuatu.

Type hati ketiga adalah Fu’ad: hati yang sudah terlatih dan selalu diarahkan kepada kebaikan, senantias bedzikir kepada Alloh, meminta pertolonganNYA dalam setiap hajatnya, ini merupakan tingkatan yang sudah mencapai tahap memahami Alqur’an serta hadits Nabi, misalnya,  para sahabat karena hidupnya bersamaan dengan turunnya Wahyu maka Ilmunya sangat luas, setiap persoalan yang dihadapi untuk menyelesaikannya berpegang pada kitabulloh dan sunnah Nabi, saling mengingatkan satu sama lain berdasarkan Alqur’an dan hadits tanpa ada perbantahan antara hati dan akal fikirannya disebabkan sudah adanya keimanan dalam hatinya, misalnya< Umar bin khatab bila ada permasalahan dalam pemerintahannya beliau selalu meminta pertimbangan kepada Ali Bin Abi Thalib yang luas Ilmunya, Rosullulloh bersabda: “Jika aku gudangnya Ilmu maka Ali Bin Abi thalib adalah pintu gerbangnya ilmu”.

 Type hati ke empat, dinamakan : lubu’. Tingkat ini adalah tingkat tertinggi, yang sudah di capai para Nabi, dan godaan terbesar tingkatan ini adalah masih adanya sifaf mengagumi  diri sendiri, kekaguman kepada manusia, melalaikan kekaguman kepada Alloh. disebabkan masih adanya kebanggaan pada dirinya. Untuk mencapai tingkat ini sebagai manusia biasa yang bukan Nabi tentunya kita sangat kesulitan, disebabkan keinginan hawa nafsu duniawi masih mempengaruhi setiap pengambilan keputusan.

Berdasarkan tingkatan hati yang telah kita ketahui, ternyata untuk mengambil segala keputusan kita harus bisa mengkategorikan, “termasuk type pemilik hati yang mana kita?” sebab bila kecenderungannya masih di sandarkan kepada keinginan duniawi saja berarti kita pemilik hati type yang paling dasar ( type pertama ), akibatnya cepat merasa putus asa, mudah menyalahkan orang lain, selalu memohon bersandarkan pada keinginan diri dan tidak tahu cara berdo’a  yang benar, bahwa hanya keinginan Allohlah yang terbaik bagi kita, artinya; hanya berani meminta sesuatu yang di inginkannya saja ia tidak paham, apakah pintanya akan membawa kebaikan bagi dirinya apa malah mengantarkan pada kemudharatan.


Hanya Allohlah yang dapat memilihkan apapun yang terbaik bagi kita, sebagai seorang Hamba yang hina, bodoh dan tidak tahu apa-apa kita hanya dapat memohon KepadaNYa, “Ya Alloh…” ajarkan kami bagaimana cara meminta, memohon, berharap apa yang di kehendaki ALLOH saja, bukan atas keinginan kita sendiri, biarkan pilihan Alloh yang berjalan.

Sekian…..
Wassalamualaikum..Wr…Wb.

Senin, 20 Juni 2011

Ikhlas...



Bissmillaahirrah maanirrokhiim……

Sebuah kisah ingin aku tulis kali ini, kisah yang memang sejak lama ingin aku tuangkan dalam sebuah karya tulis dan Alhamdulillah setelah beberapa tahun aku simpan dalam memoriku,akhirnya setelah mempunyai blog ini dapat juga terwujud sebuah wadah abadi melalui tulisanku….sebuah kisah nyata.

Begini ceritanya…dalam sebuah acara Televisi, yang aku lupa judul acaranya kira-kira durasi tayangannya setengah jam. Diperlihatkan seorang kakek tua mungkin usianya sekitar 70 sampai 80 tahun. Beliau hidup sebatangkara sendirian di sebuah Gubuk reot di tengah kebun singkong milik tetangganya yg memang di pinjamkan kepada kakek tsb. Didalam ruangan itu tinggal juga seekor anak kambing beserta induknya dengan memakai SEKAT  bedek seadanya  kambing itu berbagi ruangan dengan kakek tsb .

Sang presenter TV mulai mewawancara nya…., “Dimana keluarga kakek,?” sang kakek mulai berkisah,”Aku sebenarnya mempunyai istri, ketika usiaku menjelang tiga puluh tahun, aku berguru kepada seorang guru ngaji dan beliau tuna netra, suatu hari guruku meminta padaku untuk dicarikan istri yang salehah yang dapat menemani serta melayani di hari tuanya , tidak banyak menuntut kekayaan karena memang guru ngajiku tergolong miskin kehidupannya..,aku bingung, kata kakek itu,..,’kemana harus mencari istri yang mau diajak miskin….baik, sabar, salehah, apalagi guruku tidak bisa melihat..,?kemudian kucoba untuk berbicara pada istriku..,” katanya, #kakek tsb seakan tanpa beban berkisah kepada presenter bahwa beliau menawarkan Istrinya untuk menjadi istri guru ngajinya#.

Singkat cerita.., sang kakek akhirnya merelakan istrinya sendiri di peristri gurunya…….Aneh!!. Sampai di sini aku, hatiku mulai tersentuh, ‘kok ada orang yang begitu ikhlas memberikan Istri yang dicintainya kepada Gurunya (sang kakek sebelumnya berkisah bahwa sebenarnya istri beliau keberatan, namun setelah di bujuk, akhirnya ia  mau menerima).

Belum berhenti sampai di sini hatiku TRENYUH.., sang presenter bertanya, “Dari mana kakek dapat makan,?” karena dilihatnya beliau sangat renta untuk berjalan saja agak kesulitan. Jawabnya;: “setiap hari aku sholat jama’ah di sebuah surau di dekat sini dan bias any seminggu sekali diadakn pengajian disana, setiap kali pengajian selalu dihidangkan makanan kecil dan tak jarang pula acara kendurian diadakan di sana  jadi aku biasa di beri warga sekitar sisa dari hidangan kenduri..” kakek itu melanjutkan ceritanya..,makanan sisa tersebut cukup untuk makan empat sampai lima hari (meski dalam keadaan setengah basi beliau tetap memakannya) “Apa kakek ndak pernah sakit..?” Tanya presenter: “jarang aku sakit, paling-paling sakit pegal linu  biasa, terkadang batuk pilek”, untuk mengobatinya kata beliau hanya dengan minum air garam saja sudah sembuh.



Pertanyaan selanjutnya dari presenter..,”Kambing itu untuk apa kek..,?”(dilihatnya ada dua ekor kambing yang satu besar dan lainnya kecil). Ooo…,ini kambing untuk ku kurbankan, karena sebentar lagi hari raya Idhul Adha dan satunya lagi yang masih kecil untuk QURBAN tahun depan jika ALLOH masih memberiku umur sampai tahun depan. tapi bila sebelum tiba waktunya aku telah di panggil ALLOH, biar orang yang mengurus jenazahku yang mengambil kambingku, kata kakek itu…

Sampai di sini aku yang melihat tayangan tsb tak kuat menahan air mata, begitu tersentuh hatiku, merasa malu, jauh dari MULIA dibanding dengan kakek itu, meski tidak punya harta, makan saja terkadang dengan makanan basi.., namun begitu Mulia budinya, begitu kuat pemahamannya tentang syari’at Agama yang di ajarkan para NAbi sejak jaman Nabi Ibrahim sampai Rosullulloh SAW. “Bagaimana dengan kita..?” terkadang meskipun kita mempunyai perhiasan banyak, hati seakan tertutupi, berat untuk Qurban kambing, apalagi sapi.
“Bagaimana masa depanku apa bila aku berkurban sekarang…? Aku kan masih punya tanggungan hutang, ndak bisa aku tahun ini qurban..! anakku belum bayar spp..,belum bayar arisan.., belum bayar cicilan bank..,belum ini..itu tuuu tuuu…..tuuu……!!! keluh kesah seperti ini sering kita dengar dari orang-orang yang sedang terbelit masalah yang dibuatnya sendiri. Terlalu memikirkan hari esok, ber_ANGAN PANJANG kata ROSULLULLOH di larang, ketika seorang sahabat membeli sekarung tepung untuk jangka waktu sebulan. Rosul menegurnya..”kenapa kau berangan panjang, tahukah kamu apa yang akan terjadi padamu sebulan mendatang..?sedangkan tetanggamu saat ini sedang kelaparan.”?

Itulah diri kita yang sebenarnya.. masih saja memikirkan Hari Esok. Sedangkan kakek itu, tidak ada dalam benaknya apa yang beliau makan esok hari karena tak jarang pula beliau kelaparan namun beliau  lebih mementingkan kepentingan Akherat, ketaatannya menjalankan Syari’ah Agama mengalahkan  nafsu perutnya karena minta  diisi…inilah sosok Hamba Alloh yg  kemungkinan sudah berhasil mengalahkan hawa nafsu tamak/ serakah, “ sanggupkah kita  mencontoh kepada beliau…?”Ada baiknya ALLOH memberi kita  kecukupan Rizki MAU belajar dari sang kakek tentang ilmu IKLHAS, mungkin juga ini yang dinamakan ikhlas, tak jarang kita selalu mempelajari dan sering kita dengar ceramah tentang ikhlas namun bagaiman me realisasikannya sangat kesulitan, hanya orang yang tidak banyak menuntut, InsyaAlloh mereka  akan berhasil menundukkan hawa nafsu dan akan mengenal ILMU IKHLAS.

Baru-baru ini kulihat di sebuah Televisi Swasta, dalam acaranya Ustad Yusuf Mansyur, (indahnya sedekah) ku lihat Kakek itu menghadiri pengajiannya, dituntun oleh seorang pemuda dan diperkenalkan kepada pemirsa TV, Alkhamdulillah…., ternyata Ustad Yusuf Mansyur memberikan Umrah gratis kepada Beliau, ini adalah anugrah Alloh terbesar dalam hidup beliau ketaatannya mengantarkannya kepada puncak kecintaan kepada DZAT yang Maha Tinggi, ALLOH SWT. yaitu diberi kesempatan bertamu ke BA’ITTULLOH sebuah kesempatan yang tak semua bisa mendapatkannya meskipun setiap hari kita berdo’a bila ALLOH belum mengijinkan kita menjadi ‘tamuNYA’ tak akan mudah jalannya.


Sekian ….
Wassalamu’alaikum..,Wr…Wb.

Jumat, 17 Juni 2011

Teguran untukku..



Tak jarang kita selalu membuat kesalahan-kesalahan yang tak terduga dalam berbicara, bersikap, berbuat sesuatu yang mengundang REAKSI orang lain untuk berbalik menyerang kita..contohnya:..,tanpa sengaja kita menulis sebuah ungkapan pribadi, entah itu do’a, komentar, pertanyaan, hingga dapat mengundang orang lain menangkap maksud kita dengan negative thinking, yang menyebabkan diri kita tersinggung..’kok orang itu ikut campur..?, mengapa dia menulis/berbicara seperti ini padaku…,? Apa kesalahanku…,?..(tergugah rahasia hati , yaitu muncul SIFAT TIDAK TERIMA).

Inilah yang ingin ku  tulis kali ini…ada sesuatu yang mengganjal hati,  sebuah kesalahan diri..”ya.. mungkin ini juga salahku , sebuah resiko yang harus diambil bila terlalu mengungkap, memperjelas, mengexpost ‘agak’ berlebih kepribadian kita lewat media yang melibatkan orang banyak TAHU,  meskipun sebelumnya telah dipikir matang, tapi bila mengundang orang berkomentar tidak baik, berarti perlu kiranya kita MENELITI DIRI, singkirkan sementara rasa TERSINGGUNG supaya kita tidak melakukan kesalahan dalam berfikir dan mengartikan maksudnya MENYERANG KITA.

Satu lagi pelajaran kudapatkan melalui pengalamanku hari ini, ku tulis sebuah status di Fb, sebenarnya ini hanya ungkapan Do,a, Do,a yang sifatnya pribadi, intinya !…yaitu meminta kepada Tuhanku, ALLOH SWT, untuk dijauhkan dari  Riya’….sebelum menulis status tsb ada sedikit perasaan ndak enak, tapi entah kenapa tanpa berfikir lagi kutulis status itu……

Jreeeng….,! kira-kira sejam kemudian kulihat sebuah comen..,”Anda menulis status ini berarti anda sudah melakukan Riya’ yang tinggi!!!!”, …”Haaah !!! aku kaget, sebagai manusia biasa tentunya perasaan tidak terima spontan timbul, merasa harga diriku terkoyak, marah malu, kecewa, menyesal dan….. dalam diriku timbul pertanyaan

”emangnya anda siapa..? apa urusannya menasehati saya, kenalpun nggak....? kok anda tahu kalau saya riya’…? Apa anda orang yang bersih dari Riya,…blaa..blaa…blaa dst…..dengan menahan jengkel,  kutahan emosiku, meski sudah berusaha menahan toh berpengaruh juga terhadap suara  yang  berubah agak berat dan serak, karena menyimpan energy marah itu sangat berat, berpengaruh juga kepada anggota tubuh yang tiba-tiba merasa gemetar.
Tapi berdasarkan sebuah pengetahuan yang aku dapat baca dalam sebuah buku……….. mengajarkan:  



 Bila ada orang yang MENYERANG KITA, terlepas dari siapa yang benar, siapa yg salah, meskipun  kita sendiri yg melakukan kesalahan, “MAAFKANLAH”’ !!  karena ini merupakan kesempatan EMAS untuk menunjukkan diri kita yang sebenarnya,  ambil manfaatnya.. praktek langsung melatih KESABARAN, belajar mendewasaakn diri dan belajar bersikap tenang.

Yaaps !.., berdasarkan apa yang di ajarkan buku tsb, “ucapkanlah TERIMAKASIH,” meskipun terhadap orang yang menyakiti kita, ambil pelajaran..,!  lain kali aku akan menghindari  komen, tulisan, sikap perilaku  yang mengundang REAKSI negative  ORANG lain, atau setidaknya meminimalkan  prasangka  yang tidak baik.

 Mungkin  Alloh sedang meminjam pikiran orang lain untuk MENEGUR KITA karena telah melakukan KESALAHAN, terlalu banyak bicara,berlebihan  mengungkap lewat kata-kata   yang menyebabkan praduga minus orang lain,  lain kali  bila ingin menulis/ mengungkap kan isi hati, harus di perhitungkan seribu kali.

DALAM KEBURUKAN  ADA KEBAIKAN, CARILAH KEMULIAAN DISELA-SELA CELAAN.
ORANG YANG PERCAYA DIRI, ADALAH ORANG YANG TIDAK MENGGERTAK, MENGANCAM DAN TIDAK MENGATAKAN DIRINYA SANGAT PERCAYA DIRI,ORANG YANG PERCAYA DIRI DAN PUNYA HARGA DIRI TIDAK AKAN  MEMAMERKAN DIRI.

Wassalamu’alaikum Wr..Wb.

"Guruku..."

“ Guruku’’



Takut berpapasan dengan Guru ngajiku !…, itu yang terlintas dalam benakku ketika masi h berusia belasan tahun, bukan hanya aku yang takut kepada beliau..,kira-kira lima temanku yang menjadi murid pertama Beliau juga mengalami hal yang sama yaitu merasa takut bertemu dengannya….bukan takut dipukul atau dimarahi..’bukan itu!,’…..

“Takut memandang tatapan mata Beliau,” dengan sorot mata yang tajam selalu memandang kearah kami, tanpa senyum sedikitpun,  ini membuat kami merasa kikuk tak dapat mengartikan tatapannya…yang ada dalam pikiran kami adalah rasa SUNGKAN yang amat sangat, tidak tahu kenapa kami merasa sangat sungkan kepadanya.

Bapak  Ustad Abdulloh Hasan , nama beliau……”Assalamu’alaikum, Pak Hasan, “ semoga bapak sekeluarga senantiasa mendapat Rahmat Alloh SWT, Amiin…, mungkin suatu saat bila beliau membaca tulisan ini beliau akan tersenyum, mengingat murid ngajinya yang pertama kali, setelah beberapa bulan beliau pulang dari menuntut Ilmu di pondok pesantren.

Seperti kebiasaan kami yang hidup di desa, yang selalu berpindah-pindah mencari guru mengaji baru, ingin mengikuti teman yang merasa bosen di satu tempat dan ingin mencari suasana baru serta tempat yang baru, orang baru,  cara mengajar yang baik tentunya. Begitulah…akhirnya, kuajak teman-temanku sebanyak lima anak untuk pindah mengaji, “ Ayo pindah ngaji di rumahnya Cak Ni..” kataku… (kala itu ku panggil beliau dg sebutan itu, karena masih saudaraJ)

Kesan pertama ku……Beliau seorang Guru yang Disiplin, cara mengajar beliau sangat Tegas, teliti, tidak banyak bicara, hanya sorot matanya yang mampu membuat kami Paham bahwa kami telah melakukan kesalahan dalam membaca Alqur’an,  bukan dengan pukulan  atau bentakan, tapi dengan memijat pundak kami agak sedikit keras sambil menatap tajam ke wajah kami dan cara beliau inilah yang mampu membuat kami terpacu untuk semangat belajar lebih giat, ditambah lagi kami harus mampu menghafal surat-surat pendek seminggu dua kali, sedikit stress kalau sudah tiba giliran maju untuk menghafal atau membaca  alqur’an di hadapan beliau….

Kesan kedua ku….. Cara mengajar beliau sangat cerdas dan tepat, efisien (tdk banyak waktu namun mudah di pahami) mudah ditangkap..,ibarat mempelajari sesuatu…bukan teori yg  pertama kali di ajarkan, tapi langsung prakteknya, misalnya bagaimana cara pengucapan lesan yang Fasyeh (Makhrajnya jelas dalam membaca qur’an) dari  Alif, mba’, ta’, tsa’…dst. Sampai berulang-ulang dibaca bila kurang jelas sedikit saja maka beliau akan menyuruhnya mengulanginya sampai lafadnya jelas…sedangkan pelajaran tentang tajwid diajarkan setelah menguasai pengucapan lesan, jadi bukan hafalan ilmu tajwid yang di dahulukan,.


Alhasil…..dengan belajar kepada Beliau bagaimana membaca Alqur’an  dengan metode yang baik, pengucapan  yang benar, aku  benar-benar dapat  merasakan manfaatnya sekarang, diusia ku  yang sudah hampir menjelang  separoh abad ini banyak hal yang dapat aku ambil, mulai dari  kesenangan, kecintaan  membaca qur’an sebab dengan pembacaan makhraj yang jelas maka  akan timbul kesenangan tersendiri dalam melantunkan ayat-ayat suci alqur’an, dengan seringnya mengaji dapat melatih pernafasan sehingga tidak timbul rasa cape, (ngos-ngosan) timbul  keinginan semakin senang menghafal surat-surat pendek..,

Apa bila  kita mengetahui titiknya dimana, dengungnya seberapa kuat/lemah, tebal/tipis pengucapannya, cara melagukan dan  bagaimana mengatur suara bila tidak sampai..(maaf.. aku bukanlah qori’ah, terus terang suaraku jelek..:). Hanya mengerti sedikit….bagaimana cara membaca yg benar meski dalam hal ilmu  tajwid.. aku sangat kurang mengerti, namun berkat cara mengajari yang baik dari guruku akhirnya aku bisa paham tentang pengucapan lesan bahasa Arab.

Tanpa latar belakang pendidikan pesantren tentunya, siapapun akan merasa kesulitan dalam membaca  Alqur’an, banyak diantara kita yang bisa membaca  Alqur’an tapi belum tentu benar membacanya, kata guruku…padahal pembacaan yang benar sangat di utamakan sebab kata beliau sedikit saja kita keliru memperpendek bacaan yang seharusnya panjang dapat menyebabkan perubahan makna….”apa betul seperti itu…,?” aku tidak tahu…hanya orang-orang yang mengerti bahasa arab dan ilmu tajwid atau ilmu Nahwu shorof atau ilmu-ilmu  lain yang berhubungan dg bahasa Arab yang lebih tahu…J ( mohon maaf kalau sok tahu…J).

Alhamdulillah Ya ALLOH, Aku bersyukur kepadaMU telah Engkau pertemukan aku dengan Guru mengajiku……semoga ALLOH  merahmatinya.

Tak lama aku belajar mengaji kepada Beliau tapi Ilmu yang aku dapatkan Abadi…….kan kubawa sampai akherat nanti…..Di hadapanMU nanti kukan pertanggung jawabkan Ilmu ini…

Jika KAU Tanya Ya Robbku..”kau gunakan untuk apa Ilmumu ..?”

Insya Alloh aku akan menjawab “ Ya Robbku..,aku  bersyukur kepadaMU, KAU tumbuhkan rasa suka, senang membaca kalam-kalamMU merupakan Karunia yang tak ternilai…..

Tolong Ya Robb ku.., tambahkan kenikmatan beribadah, beramal hanya ikhlas KepadaMU, bukan karena mengharap apapun selain keridhoan dan kecintaan hanya kepadaMU…jauhkan aku dari  sifat riya’ dan pengharapan kepada selainMU….

Tolonglah Ya Robbku..jangan Kau cabut nikmat iman Islam ini, jangan biarkan penyakit malas menyerang aku, suami dan anak keturunanku sehingga dapat melalaikan hubungan kami dan menjauhkan rahmatMU atas kami yang hina ini…..

RidhoMU diatas segala-galanya Ya ALLOH….Ampuni kami…Amiin.

Wassalamu’alaikum..Wr..Wb



Selasa, 14 Juni 2011

Ku ajari diriku...



Kukatakan pada diriku…, belajarlah sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta…,cinta memberikan apa saja yang kita mampu memberikannya, memberi  bantuan  sedekah, memberi manfaat berupa pengajaran , memberi kasih sayang, memberikan perhatian…kasih sayang.


Kukatakan pada diriku…,Utamakan pemberian kasih sayangmu  kepada keluarga, keluarga adalah harta di Dunia akherat, tersambung tali silaturahmi abadi sampai akherat, jika kau mampu memberi manfaat kepada keluarga, terutama putra putriku.., tularkan apa yang kau ke tahui ,  Ilmu yang dapat mendekatkan keluarga kepada  Alloh yang maha tinggi, Sang Pencipta yang wajib Kami  Kenal, wajib dicintai dan di Sembah, marahlah pada anak-anakmu bila ia sudah mulai agak kasar padamu…bersikap kasar tidak boleh di tolerir, sebab bila di biarkan,ia akan berlaku sama dengan orang lain,dan  ini merupakan musibah bagi keluarga, menghina orang lain sama saja dengan membiarkan diri sendiri beserta keluarga terjatuh dalam KEHINAAN.


Kukatakan pada diriku….Ajarkan pada anak-anakmu..,”jangan pernah meninggalkan sholat nak.! Kalian akan dapat pertolongan dalam keadaan terjepit sekalipun jika kau selalu mengingat Alloh InsyaAlloh pertolongan Alloh DEKAT, tersesat sejenak adalah ujian bagi remaja yang sedang mengalami masa-masa puber..tak dapat di hindari pengaruh tekhnologi modern sangat tidak baik bagi remaja, dengan mudahnya membuka situs yg dilarang agama, dengan mudahnya lingkungan, teman2nya  dpt  mempengaruhi  akal fikiran anak2 yg msih labil, sebagai orang tua yang masih harus banyak belajar mendidik anak-anak, terkadang aku kesulitan dalam mengajak anak2ku menuju kebaikan…


Kataku:…”bagaimana bila putra/putriku membantah nasehat-nasehatku…?”

Kukatakan pada diriku..,”DIAMLAH !”, diamlah sejenak, pikirkan apa yang dia katakan agar kau dapat mengetahui keinginannya, amati jalan pikirannya, mengetahui benar isi hatinya, bila yang dia katakan  benar, bisa diterima, berarti aku harus minta maaf…terkadang orang tua bisa saja salah dalam menasehati atau memberi masukan kebaikan pd anaknya, bukan nasehatnya yang salah tapi CARA MENASEHATI, sering kita tidak tahu cara yang baik untuk menyampaikannya,  membentak sedikit saja bisa salah,  atau menggunakan kata-kata kasar tanpa sadar dapat mengoyak harga dirinya sehingga timbul rasa tidak suka, reflek akan muncul PENOLAKAN NASEHAT, butuh waktu lama untuk mengajari diri sendiri, bagaiman harus menyikapi.



Kataku:…”Didiklah anak-anakmu tentang Akhlak, mulai dari Adab berbicara dengan orang tua, dalam keadaan marah sekalipun  ‘ndak boleh nak…!!.’kau membantahnya, meski orang tuamu salah, ucapkanlah kalimat yang santun, sebab Ridho Alloh adalah Ridhonya orang tua, selama tidak melanggar aturan agama..,Adab menghargai orang lain Kalian harus Paham ‘Benar, !‘janganlah  pernah  menyinggung perasaannya, sekali hati terluka selamanya tak akan lupa. bila di cela dicaci , di hina, dipandang remeh, janganlah kalian membalas keburukannya, tidak akan kau jumpai di perguruan tinggi manapun pelajaran yang menyangkut ADAB, ATIKA, Ilmu AKHLAK, jika tidak kau dengar dari Orang tuamu sendiri yang tidak pintar dan tidak tahu apa-apa ini.


‘Lihatlah !’ para sahabat Nabi  mereka tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, tak pernah sekolah  # karena jaman Nabi tadak ada SD, SLTP, SLTA….dst J# lihatlah,  seperti Bilal bin Rabah, Abudarr Alghifari, Muaz ibnu jabbal, Ilmu mereka sangat luas, mereka tahu banyak tentang baik- buruk, salah -benar , halal- haram, sebagian dari mereka, profesinya, dari penggembala kambing, budak,dan ada yang menjadi kuli bangunan seperti Abu Huroirah, tapi mereka mempunyai ketakwaan yang tinggi kepada Alloh SWT.


“Siapa yang paling taqwa diantara kalian, maka ia mempunyai derajat tertinggi di hadapan Alloh,( sabda Nabi).  “Innaa aqroomakum Inndhalloohii atsqookum,” artinya; ‘Semulia-mulianya diantara kamu ialah yang paling bertaqwa.’ Qs, Alhujurat ,13.
Nabi mengajarkan kepada mereka Ilmu kecerdasan hati, bukan kecerdasan otak. Dengan kecerdasan hati seseorang akan mengenal tuhannya, timbul rasa takut kepada Alloh, menjauhkan diri dari kesombongan, sebab sombong merupakan malapetaka besar yang akan menjauhkan hubungan manusia kepada Alloh, lihatlah setan diusir  dari surga  sebab ia menyombongkan diri. Sabda Rosullulloh, “tidak akan masuk surga orang yang dihatinya ada rasa sombong.”


Semampunya ku ajarkan kepada diri sendiri….., ku tularkan pada keluarga kami, utamakan  keikhlasan dalam membantu sesama, sampai saat ini aku tidak tahu Ikhlas itu apa…sebab sangat sulit untuk bersikap tulus, ku katakana pada anak2ku ‘janganlah meminta imbalan, perhatian , dan pengharapan kepada siapapun, semua kejadian disukai atau tidak, itu tak luput dari kehendak Alloh semata, tidak dewasa jika kita selalu mencari kesalahan pd orang lain, keburukan maupun kebaikan yang terjadi pada kita Alloh yang berkehendak bukan mau kita tapi Alloh yang MAU dan membiarkan semua terjadi. “untuk apa ?....., untuk menguji manusia Berdo’alah agar Alloh senantiasa menjauhkan takdir buruk akibat kesalahan yg kita lakukan


“Alloh tidak menganiaya Hambanya tapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, begitu Firman NYA.”




SEkian semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum..,Wr..Wb.

Kesetiaan




Sering kita dengar pertanyaan tentang arti dari  sebuah  kesetiaan…..

Cerita hari ini  adalah tentang, kesetiaan…bukan sosok manusia pelakunya, namun seekor  anjing, sampai termehek-mehek  kami  sekeluarga menyaksikannya, seekor  anjing yang  bernama HOCHIKO begitu setianya menunggui  tuannya pulang kerja, yang dia lakukan hanya menunggu terus sampai tuannya muncul, tak peduli waktu..,(anjing kan tidak mengerti waktu..he he)…sampai Sembilan tahun ia menunggu duduk di sebuah taman di jepang, (sekarang di abadikan dalam bentuk patung anjing ditaman tsb).

Begitu besarnya arti kesetiaan bagi seekor anjing yang tidak di karunia akal oleh ALLOH, ternyata mengerti bagaimana ia bersikap, berperilaku layaknya  orang  yang sudah berhasil menemukan cara untuk setia, dengan kesabaran akan tumbuh kesetiaan.

 “kesabaran tapi tanpa tahu apa-apa..,?, tanpa tahu bila tuannya tsb sudah meninggal..,?”, yaa..itulah yang terjadi ..karena binatang tidak di beri akal, ia tidak tahu apa sabar,apa itu menunggu, ia tidak  mencari tahu apa yang terjadi “kenapa yang di tunggu tidak datang, tak juga dapat mengambil sikap, apa yg harus dilakukannya bila ternyata yang ditunggu tidak ada..? ia hanya mempunyai insting untuk menunggu terus…
Dapat kami petik sebuah pelajaran dalam cerita tsb, bahwa  kita sebagai manusia,hamba ALLOH dengan kelebihan akal fikiran, terkadang kesulitan dalam mewujudkan makna kata setia,hanya sebatas teori yang mudah di tulis dan di ingat dalam pikiran tapi sulit mempraktekkannya,  kita hanya tahu bahwa setia itu adalah:

Janji dalam hati, dari hati yang paling dalam, dilakukan dengan keikhlasan, tidak ada tekanan, paksaan,  tidak mengkhianati mengecewakan, melupakan orang  yang kita sayangi.

 Dan ilmu Ikhlas untuk setia, sabar menunggu tak kenal waktu, wujud cinta yang sesungguhnya  inilah yang sudah berhasil  di praktekkan oleh seekor anjing Hochiko sebuah cerita nyata dari jepang.


‘Kenapa ia setia menunggu?’...jawabnya: selain ia tidak berakal.., karena ia juga tidak punya ambisi, keinginan yang macam-macam layaknya manusia yang masih memikirkan masa depan, sedangkan binatang hanya memikirkan saat ini saja, binatang yang baik akan mengerti  bagaimana bersikap baik pada tuannya dan bagaimana ia bersikap setia tanpa pamrih ( mengerti ilmu ikhlas tidak memikirkan tempat tinggal,pakai baju apa nanti,  tidak memikirkan apakah hari ini ia dapat makan atau tidak, sudah mandi apa belum, bagaiman orang akan memandang nya)…

Yach.., yang namanya binatang tentunya hal ini tdk ada dalam pikirannya sebab memang binatang tidak punya otak namun dapat melebihi manusia dalam keberhasilannya memberi contoh bagaimana harus bersikap setia, bagaimana ia berhasil membuat semua orang yang melihat perilakunya dapat menangis termehek-mehek. 
Dengan adanya reflek tangisan, berarti hati sudah tersentuh dengan perbuatannya, perilakunya, meski anjing tsb tidak tahu kenapa ia bersikap seperti itu yaitu terus menunggu…

Sampai saat ini jarang kita temui  seseorang yang mampu bersikap setia tanpa pamrih, yang ada rasa egois tiba-tiba muncul apabila merasa kecewa, tersakiti, terhina, tidak terima…di perlakukan seperti yang tidak sesuai harapan/keinginan kita, ini manusiawi sekali .. sebab manusia memang mempunyai hawa nafsu, akal fikiran, hati.  Sedangkan binatang hanya mempunyai hawa nafsu dan insting saja, tidak punya cita-cita dan harapan karena memang tidak punya akal, makanya binatang mampu mempraktekkan wujud kesetiaan sebab didalam dirinya tidak ada keinginaan sama sekali selain apa yang sudah di ajarkan tuannya bagaimana bersikap setia, tuannya mengajarinya  tanpa berkata tapi memberi contoh langsung dengan penuh cinta, imbal baliknya  meski mempunyai resistensi rendah tapi binatang mampu menangkap dan  menggambarkan bagaimana bentuk cinta yang sesungguhnya yaitu kesetiaan, seperti yang sudah kita saksikan dalam film tsb.

Cukup sekian.. cerita hari ini semoga menambah pengetahuan kita tentang bentuk dari cinta serta kesetiaan yang hakiki…
Sebagai manusia yang di ciptakan Alloh dengan segala kesempurnaan di banding makhluk ciptaan NYA yang lain, tidak ada cinta Abadi terhadap sesama atau makhluk lain, cepat atau lambat salah satu dari kita akan pergi meninggalkan kita, cinta Abadi hanyalah  mencitai Tuhan kita  ALLOH SWT. Dan  merindukan Rosullulloh yang tidak pernah kita jumpai tapi perilakunya menggambarkan sosok hamba ALLOH yang telah berhasil mewujudkan cinta kepada sesama tanpa pamrih, penuh keikhlasan.

Tidak mengharapkan apa-apa selain seluruh umatnya mesuk surga  dengan syafaatnya. meski umatnya  tidak pernah dilihatnya, dengan tulus Beliau mencintai kita, terbukti sebelum wafatnya beliau memikirkan Umatnya. “ummati…Ummati”… begitu yang di ucapkan, bukan keluargaku..,sahabatku.., istriku….dst.



“ Ihdinassirotol mustaqiim, syirotolladhina an’amta ‘alaihim……..” berjalanlah di jalan yang lurus jalannya orang-orang yang telah dikaruniai nikmat.” Begitu firman Alloh..jalannya orang yang telah menemukan cinta dan kesetiaan yang abadi, bagaimana harus menjalani hidup di Dunia menuju keabadian Akherat. Amiin ya Robbal’alamin……


HACHIKO II
Lahir 10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama Oshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah keluarga Giichi Saito dari kota Odate, Prefektur Akita. Lewat seorang perantara, Hachi dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara anjing jenis Akita Inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman jerami tempat beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Odate, 14 Januari 1924. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam, Hachi sampai di Stasiun Ueno, Tokyo. 


Hachi menjadi anjing peliharaan Profesor Hidesaburo Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Profesor Ueno waktu itu berusia 53 tahun, sedangkan istrinya, Yae berusia 39 tahun. Profesor Ueno adalah pecinta anjing. Sebelum memelihara Hachi, Profesor Ueno pernah beberapa kali memelihara anjing Akita Inu, namun semuanya tidak berumur panjang. Di rumah keluarga Ueno yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya, Hachi dipelihara bersama dua ekor anjing lain, S dan John. Sekarang, lokasi bekas rumah keluarga Ueno diperkirakan di dekat gedung Tokyo Department Store sekarang.

 
Ketika Profesor Ueno berangkat bekerja, Hachi selalu mengantar kepergian majikannya di pintu rumah atau dari depan pintu gerbang. Di pagi hari, bersama S dan John, Hachi kadang-kadang mengantar majikannya hingga ke Stasiun Shibuya. Di petang hari, Hachi kembali datang ke stasiun untuk menjemput.

Pada 21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Hachi terus menunggui majikannya yang tak kunjung pulang, dan tidak mau makan selama 3 hari. Menjelang hari pemakaman Profesor Ueno, upacara tsuya (jaga malam untuk orang meninggal) dilangsungkan pada malam hari 25 Mei 1925. Hachi masih tidak mengerti Profesor Ueno sudah meninggal. Ditemani John dan S, ia pergi juga ke stasiun untuk menjemput majikannya.

Nasib malang ikut menimpa Hachi karena Yae harus meninggalkan rumah almarhum Profesor Ueno. Yae ternyata tidak pernah dinikahi secara resmi. Hachi dan John dititipkan kepada salah seorang kerabat Yae yang memiliki toko kimono di kawasan Nihonbashi. Namun cara Hachi meloncat-loncat menyambut kedatangan pembeli ternyata tidak disukai. Ia kembali dititipkan di rumah seorang kerabat Yae di Asakusa. Kali ini, kehadiran Hachi menimbulkan pertengkaran antara pemiliknya dan tetangga di Asakusa. Akibatnya, Hachi dititipkan ke rumah putri angkat Profesor Ueno di Setayaga. Namun Hachi suka bermain di ladang dan merusak tanaman sayur-sayuran.

Pada musim gugur 1927, Hachi dititipkan di rumah Kikusaburo Kobayashi yang menjadi tukang kebun bagi keluarga Ueno. Rumah keluarga Kobayashi terletak di kawasan Tomigaya yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya. Setiap harinya, sekitar jam-jam kepulangan Profesor Ueno, Hachi terlihat menunggu kepulangan majikan di Stasiun Shibuya.

Pada tahun 1932, kisah Hachi menunggu majikan di stasiun mengundang perhatian Hirokichi Saito dari Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang. Prihatin atas perlakuan kasar yang sering dialami Hachi di stasiun, Saito menulis kisah sedih tentang Hachi. Artikel tersebut dikirimkannya ke harian Tokyo Asahi Shimbun, dan dimuat dengan judul Itoshiya roken monogatari ("Kisah Anjing Tua yang Tercinta"). Publik Jepang akhirnya mengetahui tentang kesetiaan Hachi yang terus menunggu kepulangan majikan. Setelah Hachi menjadi terkenal, pegawai stasiun, pedagang, dan orang-orang di sekitar Stasiun Shibuya mulai menyayanginya. Sejak itu pula, akhiran ko (sayang) ditambahkan di belakang nama Hachi, dan orang memanggilnya Hachiko.

Sekitar tahun 1933, kenalan Saito, seorang pematung bernama Teru Ando tersentuh dengan kisah Hachiko. Ando ingin membuat patung Hachiko. Setiap hari, Hachiko dibawa berkunjung ke studio milik Ando untuk berpose sebagai model. Ando berusaha mendahului laki-laki berumur yang mengaku sebagai orang yang dititipi Hachiko. Orang tersebut menjual kartu pos bergambar Hachiko untuk keuntungan pribadi. Pada bulan Januari 1934, Ando selesai menulis proposal untuk mendirikan patung Hachiko, dan proyek pengumpulan dana dimulai. Acara pengumpulan dana diadakan di Gedung Pemuda Jepang (Nihon Seinenkan), 10 Maret 1934. Sekitar tiga ribu penonton hadir untuk melihat Hachiko.

Patung perunggu Hachiko akhirnya selesai dan diletakkan di depan Stasiun Shibuya. Upacara peresmian diadakan pada bulan April 1934, dan disaksikan sendiri oleh Hachiko bersama sekitar 300 hadirin. Ando juga membuat patung lain Hachiko yang sedang bertiarap. Setelah selesai pada 10 Mei 1934, patung tersebut dihadiahkannya kepada Kaisar Hirohito dan Permaisuri Kojun.

Selepas pukul 06.00 pagi, tanggal 8 Maret 1935, Hachiko, 13 tahun, ditemukan sudah tidak bernyawa di jalan dekat Jembatan Inari, Sungai Shibuya. Tempat tersebut berada di sisi lain Stasiun Shibuya. Hachiko biasanya tidak pernah pergi ke sana. Berdasarkan otopsi diketahui penyebab kematiannya adalah filariasis.

Upacara perpisahan dengan Hachiko dihadiri orang banyak di Stasiun Shibuya, termasuk janda almarhum Profesor Ueno, pasangan suami istri tukang kebun Kobayashi, dan penduduk setempat. Biksu dari Myoyu-ji diundang untuk membacakan sutra. Upacara pemakaman Hachiko berlangsung seperti layaknya upacara pemakaman manusia. Hachiko dimakamkan di samping makam Profesor Ueno di Pemakaman Aoyama. Bagian luar tubuh Hachiko diopset, dan hingga kini dipamerkan di Museum Nasional Ilmu Pengetahuan, Ueno, Tokyo.


Wassalamu’alaikum wr..,wb..